Terhitung kurang lebih dua minggu setelah tiktok di hapus sepertinya kondisi tanah abang seperti tidak ada perubahan atau dengan kondisi yang biasa saja, malah ada juga seruan netizen bahwa tanah abang saja yang di tutup. Sebenarnya itu mengungkapkan kekecewaan terhadap salah satu flatform tiktok shop di tutup.Â
Nailul Huda seorang Peneliti Ekonomi digital dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) menyatakan bahwa kemungkinan di tutupnya tiktok shop tidak akan meningkatkan kembali penjualan perdagangan konvensional termasuk para pedagang di tanah abang, customer akan beralih pada platform e-commerce lainnya. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ada hal lain pemicu turunnya penjualan di tanah abang selain karena e-commerce.
Dari hal tersebut sepertinya memang para pedagang konvensional juga harus melek internet dan melakukan transaksi jual beli online lewat situs e-commerce untuk bisa joint juga pada flatform e-commerce online shop.Â
Sejalan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan minta pedagang offline untuk mulai memanfaatkan teknologi untuk mempromosi barang dagangan di media sosial.Â
Hal tersebut diperbolehkan karena bisa mendukung penjualan. Dengan adanya seruan tersebut terkait dengan pemanfaatan teknologi maka pemerintah juga bisa mewadahi para pedagang konvensional dengan melakukan sosialisasi terkait dengan tata cara pendaftaran online shop untuk semua flatform e-commerce dengan tujuan memudahkan para pedagang yang awam teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H