Perjalanan kami lanjutkan ke arah Aik mel menuju ke kediaman Bapak Guru Haji Suminggah. Persis didepan kantor camat lama aik mel. Sampailah kami. Rupanya yg kmai tuju tidak berada dirumah, yang ada hanya putrinya saja seorang dokter gigi yang sedang  praktek.Â
Kami menunggu bu dokter menyelesaikan pekerjaannya lalu setelah kami disilhkan duduk kami mengutarakan ihwal kedatangan kami. Sang dokter pun menjelaskan akan keberadaan orangvtua mereka. Akhirnya kami hanya bisa menitipkan souvenir yang kami bawa  untuk Bapak Guru kmai. Sebagai dokumemtasi kamipun berfoto bersama putri guru kami tersebut. Kami pamit untuk melanjutkan perjalanan.Â
Perjalana kami lanjutkan menuju kediaman bapak Guru Haji Yusuf namun sebelumnya kami mampir disalah satu masjid pinggir jalan untuk menunaikan sholat ashar setelah itu barulah kami lanjutkan perjalanan. Menurut perunjuk yang diberikan kepada kami alamat bapak Haji Yusuf berada di perumahan depan SMA SELONG.Â
kamipun sampai di depan SMA tersebut dan mencari perumahan yang dimaksud. Aku berinisiatif menelpon Bapak Guru, dan langsung nyambung. Bapak Guru Haji Yusuf memberi petinjuk jalannmenuji kediamannya, mempersilahkan kami datang. Tidak dulit mencari alamatnya yang nerada di ujung gang yang kami masuki, ternyata beliau menunggu kami di depan ruumah. Kami segera turun dari kendaraan, bersalaman dan dipersilahkan masuk.Â
Kami disalahkan karena datang tiba-tiba sehingga tidak ada persiapan penyambutan kata beliau, kedatangan kami memang tiba-tiba dan tanpa izin terlebih dahulu. Itu kami lakukan sipaya kesamnya tidak merepotkam.Â
Setelah bercengkrama beberapa saat kamipun pamit karena sudah terdengar sholawat pertanda akan datang waktu azan magrib. Bapak Guru mengantar kami sampai di gang luar. Beliau tidak masuk rumahnya sampai mobil kami menghilangvditikungan.Â
Dan satu hal yang sempat aku lihat saat reflek menoleh sebelum kendaraan kami belok arah adalah aku lihat Bapak Guru kami itu menyeka sudut  matanya. Hatiku berdesir, kasih sayang seorang guru masih tersimpan dihati beliau.Â
Rombongan kami sholat magrib di masjid terdekat. Didalam masjid aku tertegun mengingat hal yang aku lihat tadi. Kedua Guruku menangis saat kami berlalu.Â
Sungguh hati seorang Guru adalah seindah pualam yang semakin lama semakin bercahaya.Â
Semoga Guru-Guru kami selalu diberi kesehatan keafiyatan dan berbahagia sampai akhir hayatnya.Â