Mohon tunggu...
Husnul Alena
Husnul Alena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka main voly,suka jalan2,suka masak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori empati dari martin hoffman

18 Januari 2025   09:06 Diperbarui: 18 Januari 2025   09:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hoffman mengaitkan empati dengan perkembangan moral pada individu. Ia berargumen bahwa empati memainkan peran penting dalam membentuk perilaku moral, karena rasa empati memotivasi individu untuk bertindak dengan cara yang menguntungkan orang lain. Misalnya, ketika seseorang merasakan empati terhadap penderitaan orang lain, perasaan ini dapat mendorong mereka untuk berperilaku altruistik atau memberikan bantuan.

Menurut Hoffman, emosi yang muncul dari empati berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan norma-norma moral. Misalnya, rasa kesedihan atau kemarahan yang muncul ketika menyaksikan ketidakadilan dapat mendorong seseorang untuk bertindak memperbaiki situasi tersebut. Oleh karena itu, individu yang memiliki tingkat empati yang tinggi cenderung lebih peka terhadap isu-isu moral dan lebih berusaha untuk bertindak dengan cara yang benar secara moral.

4. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

Perkembangan empati dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan empati menurut Hoffman antara lain adalah:

  • Pengaruh Keluarga dan Pengasuhan
    Peran orang tua dalam membimbing anak-anak dan memberikan contoh perilaku empatik sangat penting. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang mendemonstrasikan perilaku empati cenderung mengembangkan empati dengan lebih baik.

  • Pengalaman Sosial dan Interaksi dengan Orang Lain
    Pengalaman berinteraksi dengan berbagai individu dari latar belakang yang berbeda juga dapat memperluas wawasan dan kemampuan empatik anak-anak. Interaksi sosial yang positif dapat memperkuat kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain.

  • Faktor Sosial dan Budaya
    Nilai-nilai budaya yang mendukung kepedulian terhadap sesama dan perilaku altruistik juga berperan dalam mengembangkan empati. Budaya yang menghargai hubungan sosial dan rasa saling membantu cenderung membentuk individu yang lebih empatik.

5. Kesimpulan

Teori empati Martin Hoffman memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana empati berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman. Melalui tahapan-tahapan perkembangan empati yang diidentifikasinya, kita dapat melihat bahwa empati bukan hanya sebuah respon emosional, tetapi juga keterampilan sosial dan moral yang berkembang dari pemahaman kognitif terhadap perasaan orang lain. Empati, menurut Hoffman, adalah dasar penting untuk perilaku moral yang positif dan merupakan komponen penting dalam pembentukan karakter individu yang peduli terhadap kesejahteraan orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun