Jarum jam menunjukkan tepat pukul 07.00. Seluruh peserta didik sudah berada di ruangnya masing-masing untuk mengikuti kegiatan Penilaian Sumatif Semester Akhir Ganjil. Peserta didik mempersiapkan diri untuk berdoa sebelum mulai mengerjakan soal ujian. Lantunan Asmaul Husna berkumandang, mempertegas kepribadian dari karakter peserta didik. Mengetuk pintu langit agar diturunkannya hidayah dan ma'unah dalam setiap langkah untuk mengawali ibadah dalam menggapai ilmu yang barokah.Â
"Ya Rahman, Ya Rakhim, Ya Maalik, Ya Quddus". Sungguh indah nama-Mu wahai Tuhan kami. Tuhan yang menguasai langit dan bumi beserta isinya. Semoga kami selalu dalam lindungan -Mu.
Berdoa pun selesai, anak-anak langsung fokus dengan Gadget yang di genggamnya. Pengawas ruang memberikan nomor Token digunakan masuk ke aplikasi Computer Basic Test" CBT yang ada di Gadget.
"Anak-anak, segera ketik nomor Tokennya dan silahkan Login ya" ucap pak Abidin
"Pak, maaf! Saya belum berhasil login". Tanya Sandi anak kelas 8A.
Pak Abidin langsung mendatangi Sandi dan memeriksa Gadgetnya karena belum berhasil login.Â
"Coba ketik kembali nomor Tokennya" pinta pak Abidin.Â
Sandi pun menulis kembali sesuai arahan pak Abidin. Tiba-tiba pak Abidin menghentikan Sandi sambil menatap ke layar Gadgetnya.
"Lho, mas Sandi salah mengetikkan angka, makanya gagal saat login"Â
Pak Abidin langsung membenarkan angka yang harus ditulis. Sandi akhirnya bisa melanjutkan dan mengerjakan soal ujian yang ada di layar Gadgetnya.
Saat mengerjakan soal, pak Abidin meminta kepada semua anak-anak agar tidak menyontek. Karena menyontek itu perilaku yang tidak baik. Mengerjakan sendiri itu karakter anak yang baik. Menunjukkan bahwa ia anak yang percaya diri dan tanggung jawab.
Arahan dari pak Abidin pun direspon baik oleh anak-anak. Mereka mengerjakan soal tanpa harus menyontek. Setiap anak masih fokus dan sibuk dengan Gadget saat mengerjakan soal ujian.Â
Setengah perjalanan lagi waktu yang harus ditempuh anak-anak untuk menyelesaikan 45 soal. Gelagat tak baik mulai nampak. Terlihat ada anak yang tolah-toleh (menoleh ke samping kiri dan kanan), ada yang memiringkan badannya, ada yang mengayunkan tangannya, ada yang batuk-batuk. Apa yang dilakukan anak-anak adalah sebuah modus mencari contekan. Pak Abidin sudah hafal dengan gaya anak-anak seperti itu.
"Anak-anak sudah selesai" tanya pak Abidin untuk menetralisir gaya anak-anak yang muncul secara mendadak.
"Belum pak..!" Jawab anak-anak serentak.
Mendengar jawaban itu, pak Abidin meminta agar tetap mengerjakan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Kalaupun sudah selesai, mohon anak-anak memeriksanya kembali. Waktu masih lama. Pak Abidin meminta anak-anak untuk memanfaatkannya dengan baik.
"Pak! Saya sudah selesai, boleh keluar tidak". Kata Rossi anak kelas 7A.
"Kok cepat mas selesainya, ini kan masih lumayan lama waktunya. Uda di Chek lagi belum, pastikan semua sudah dikerjakan dan tidak asal menjawab". Jawab pak Abidin sambil memastikan lagi ke Rosi agar tidak keluar dulu.
"Insyaallah sudah terjawab semua soalnya dan jawabannya juga tidak asal-asalan, pak!.Â
Mendengar ucapan yang dilontarkan Rosi, pak Abidin akhirnya membolehkan Rosi keluar ruangan. Alasan sederhananya agar Rosi tidak menggangu, dan membuat onar di kelas saat temannya masih mengerjakan soal ujian.
Tak lama, selang beberapa menit, Wulan, kelas 8A, izin keluar juga. Ia sudah menyelesaikan soal dan sudah submit serta log out.
"Wulan sudah selesai??." Tanya pak Abidin.Â
"Sudah pak!*.
"Lain kali diperiksa dulu soalnya ya, jangan terburu-buru keluar". Ya sudah, Silahkan keluar". Tegur pak Abidin kepada Wulan.
Keluarnya tiga anak ternyata menjadi pemicu Bagi anak-anak lainnya untuk keluar ruangan. Pak Abidin terkaget melihat anak-anak pada keluar dengan alasan sudah selesai mengerjakan. Sementara waktu mengerjakan soal masih 40 menit lagi.Â
Sedangkan waktu yang diberikan untuk mengerjakan 1 mata pelajaran 60 menit. Satu sesi ada dua mata pelajaran, sehingga jumlah waktu mengerjakan soal untuk dua mata pelajaran adalah 120 menit.
 Sayangnya, anak-anak lebih cepat dari waktu yang terjadwal, mereka melewati perjalanan memecahkan pertanyaan demi pertanyaan dan menemukan jawabannya berlangsung selama 80 menit, artinya masih ada waktu 40 menit tersisa.Â
"Wow, anak-anak hebat ya!!!" Dua mata pelajaran diselesaikan hanya 80 menit, 90 soal dibabat habis dengan waktu yang relatif singkat. Padahal, soal yang diberikan sudah memenuhi kriteria, yaitu "High Order Thinking Skill" (HOTS). Hal itu membutuhkan pemikiran dan analisis".
Ya sudahlah, anak-anak sudah submit dan log out, mau bagaimana lagi. Biarlah mereka keluar ruangan. Meski ada 5 anak yang masih mengerjakan soal dengan tenang tanpa terpengaruh sama teman-temanya yang sudah keluar.
Lima anak, Yanti, Raihan, Sulis, Dewi, dan Riska. Menjadi tanda tanya besar bagi pak Abidin. Entah mengapa mereka masih bertahan di ruangan. Apakah mereka benar-benar belum selesai, atau ada hal lain yang membuat bertahan. Pak Abidin mencoba mendekati mereka dan memastikan di layar Gadgetnya belum Log Out dari aplikasi CBT.
"Dewi, coba lihat CBT nya". Kata pak Abidin
Dilihatnya ternyata memang statusnya masih mengerjakan. Pak Abidin berpindah ke anak yang duduk di bangku belakang. Ada Yanti kelas 7A, ia terlihat masih berpikir menjawab beberapa soal. Dan sampailah di bangku paling depan, ada Riska kelas 8A. Anak urutan nomor lima yang masih bertahan mengerjakan soal. Pak Abidin merasa salut dengan lima anak tersebut. Ternyata mereka anak yang benar-benar serius dalam mengerjakan soal ujian.
Bagi pak Abidin, cepat atau lambat dalam mengerjakan soal bukan menjadi acuan anak pintar. Banyak yang cepat selesai mengerjakan soal tapi jawabannya banyak salah, tidak sedikit juga anak mengerjakan soal dengan Lambat tetapi nilai juga banyak yang salah. Begitu juga sebaliknya.
Cepat dan lambat dalam mengerjakan soal ujian adalah sebuah pilihan. Bagi anak yang terbiasa disiplin dan tanggung jawab mereka akan mengerjakan sesuai waktu yang diberikan. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, tidak terburu-buru, dan mereview kembali soal-soal yang sudah dikerjakan.Â
Penilaian pembelajaran bukan sebuah ajang siapa yang paling cepat selesai, atau paling akhir submit (log out), melainkan sebuah kedisiplinan, kejujuran, disertai dengan tanggung jawab.
"Tetttt.. Tetttt.... Tetttt...."
Terdengar bunyi bel, tanda waktu ujian telah selesai. Satu persatu daei kelima anak yang masih di dalam ruang kelas mulai beranjak keluar. Tak lupa, mereka pamit dan bersalaman dengan pak Abidin.Â
"Pak, pulang dulu ya!, Trimakasih banyak sudah sabar menunggu kami". Ucap Yanti
" Hati-hati di jalan, sampai bertemu kembali besok pagi, jangan lupa belajar di rumah ya!, semangat....!!!". Jawab pak Abidin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI