Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... -

komunikasi unsoed 2010 \r\n @nuiunuii\r\nhusnul8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kecelakaan Maut Dijalan, Siapa Yang Bertanggung Jawab ?

1 Agustus 2013   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13753275931607517658

[caption id="attachment_257637" align="alignleft" width="300" caption="sumber: Polda Metro Jaya"][/caption] Kecelakaan Maut Dijalan, Siapa Yang Bertanggung Jawab ?

Kecelakaan maut di Jalan Raya kini kembali memakan korban jiwa. Bus sedang yang biasa kita sebut metromini, jurusan Pondok Kopi-Senen menabrak tiga siswi SMP Al Washliyah 1 Rawamangun, di jalur Trans Jakarta dalam kondisi ngebut. Pada hari Selasa, 23 Juli 2013.

Kecelakaan ini merenggut satu korban jiwa, sementara dua korban lainnya dalam keadaan luka serius. WS, supir metromini tersebut mengaku telah berusaha mengerem dan menabrakan bus ke badan halte, namun sayangnya kopling bus tersebut tidak berfungsi dengan baik. Hasilnya, kecelakaan tersebut tidak dapat dihindari.

“Saya ingin menghindari macet dan membalap mobil bak di jalan raya, jadi lewat jalur Trans Jakarta.” Ujar WS di Polsek

Beniti Lini Manata (13 tahun), siswi SMP Al Washliyah 1 Rawamangun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RS Persahabatan pada sore harinya, karena mengalami luka di kening dan pipi kiri, sobek di tangan kanan dan bahu, kaki kanan patah, serta pendarahan di otak. Korban kedua, Rahani Utami (13) mengalami kaki kanan patah dan pendarahan di otak masih belum sadarkan diri di RS Antam Medika, sedangkan korban ketiga Reni Anggraeni (12) yang mengalami luka tangan kanan patah sudah diperbolehkan pulang.

Benny Bunyamin, orangtua dari Beniti menyayangkan kendaraan yang tidak layak jalan masih beroperasi dijalan raya, terlebih ngebut dijalur Trans Jakarta. Benny juga sedikit kecewa terhadap pelayanan RS Persahabatan yang tidak memiliki persediaan darah di Rumah sakit.

“Saya agak kecewa bahwa RS Persahabatan tidak memiliki persediaan darah dan saya harus menyuru keponakan saya untuk mengambil darah di PMI. Namun jiwa anak saya tidak dapat tertolong.” Lirih bapak paruh baya

“Saya harap cukup saya saja yang menjadi korban terakhir di jalan, jangan sampai ada lagi”, lanjutnya

Menanggapi hal ini, di acara talkshow salah satu stasiun televisi swasta, ketua DPP Organda , Syarif Puhan menegaskan bahwa “Organda tidak dapat mengambil tindakan lebih lanjut, karena proses selanjutnya adalah urusan polisi dan Dinas Perhubungan.”

Sedangkan Dinas Perhubungan menampik bahwa “Kami memang yang uji KIR, kopling saat itu berfungsi, namun untuk pemantauan tetap diurus oleh setiap operator dibawah naungan Organda.”

Kedua argumen dari pihak inilah yang mendatangkan pertanyaan, apabila semua pihak tidak ingin dipersalahkan, lalu siapa yang harus betanggung jawab jika keadaan serupa terjadi lagi?

(husnul)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun