Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... -

komunikasi unsoed 2010 \r\n @nuiunuii\r\nhusnul8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiket Harian Berjaminan Membingungkan Penumpang Commuterline

23 Agustus 2013   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:56 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal bulan Juni lalu PT KAI telah memberlakukan tiket single trip dan multi trip yang nantinya dapat terintegrasi dengan kendaraan umum lainnya seperti TransJakarta. Perhitungan biaya tiket yang relative murah dibanding dengan tiket commuterline sebelumnya membuat sebagian besar pengguna kereta ekonomi beralih ke kereta commuterline yang jauh lebih bersih dan dingin, serta penataan gerbong laki-laki dan perempuan yang membuat penumpang nyaman. Hanya dengan mengeluarkan Rp 2000,- untuk lima stasiun pertama ditambah Rp 500,- untuk tiga stasiun berikutnya kita dapat menikmati segala fasilitas kereta yang nyaman dan aman.

Namun disayangkan, tampaknya PT KAI belum siap dengan semua konsekuensi penggunaan e-ticketing. Akibatnya banyak e-ticket yang hilang bahkan dijadikan koleksi oleh pengguna jasa kereta. Akhirnya pada bulan Agustus ini, pihak KAI memberlakukan sebuah sistem yang cukup membingungkan pengguna setianya, terutama kaum awam yang terdiri dari pedangang dan ibu-ibu yang menggunakan kereta sebagai transportasi jabodetabek. Sistem baru itu bernama tiket harian berjaminan, dengan ketentuan penambahan nominal sebesar Rp 5000,- untuk setiap e-ticket. Tiket harian berjaminan merupakan uang jaminan apabila e-ticket kita hilang atau rusak, maka kita tidak diminta untuk menggantinya.Misalnya, dari Stasiun Bogor ke Bojong Gede Rp 2000,- ditambah dengan biaya tiket harian berjaminan sebesar Rp 5000,- maka penumpang harus membayar Rp 7000,-. Walaupun uang ini bisa diambil kembali maksimal tujuh hari setelah pembelian tiket, namun mekanisme ini cukup membingungkan kaum awam.

Mari sejenak pikirkan, apabila orang kantoran yang tidak memiliki waktu banyak untuk menukarkan uang itu kembali, para pedagang yang hanya membawa uang pas-pasan, serta ibu-ibu yang tidak mau repot terkait hal tersebut. Apakah pihak KAI sudah memikirkan secara matang hal tersebut dan dampak negatif yang mungkin akan semakin banyak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun