Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Agama yang Merangkul Semua : Inklusivitas Dimulai di Madrasah

23 Januari 2025   07:13 Diperbarui: 23 Januari 2025   07:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Qari tuna netra ini menginspirasi siswa-siswi dengan kemampuannya membaca Al-Qur'an braille. Belajar inklusif penuh makna! (dokpri)" 

Kini, waktunya untuk bertindak. Sebagai guru, kita dapat memulai dengan langkah kecil namun berdampak besar. Berikut adalah beberapa cara konkret untuk mengintegrasikan inklusivitas dalam pendidikan agama di madrasah:

  1. Pelatihan Guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan tentang cara mengajar siswa dengan kebutuhan khusus. Ini termasuk memahami alat bantu seperti Al-Qur'an Braille, bahasa isyarat, atau metode pembelajaran visual.

  2. Akomodasi Fisik dan Kurikulum: Pastikan lingkungan madrasah ramah disabilitas, mulai dari aksesibilitas fisik seperti ramp hingga materi pembelajaran yang inklusif.

  3. Pendekatan Berbasis Empati: Ajak siswa untuk terlibat dalam kegiatan yang mendorong empati, seperti proyek sosial atau diskusi tentang keberagaman.

  4. Melibatkan Orang Tua dan Komunitas: Orang tua dapat menjadi mitra strategis dalam membangun inklusivitas. Diskusikan kebutuhan anak mereka dan libatkan mereka dalam proses pembelajaran.

  5. Monitoring dan Evaluasi: Pastikan program inklusif ini dievaluasi secara rutin untuk memastikan bahwa semua siswa benar-benar merasa diterima dan mendapatkan manfaat.

PMA No. 1 Tahun 2024 adalah langkah awal. Namun, keberhasilannya tergantung pada bagaimana kita, sebagai pendidik, memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat perubahan. Pendidikan agama di madrasah tidak lagi hanya tentang hafalan atau doa, tetapi tentang menciptakan ruang di mana semua anak merasa dihargai dan diberdayakan. Bukankah itu esensi sejati dari pendidikan agama?

Dengan inklusivitas sebagai pilar utama, kita tidak hanya membangun madrasah yang lebih baik, tetapi juga masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang. Kini saatnya kita, para guru, mengambil langkah pertama menuju perubahan. Seperti kata pepatah, "Langkah kecil hari ini adalah pijakan besar untuk masa depan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun