Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Kelas ke Dunia, Menulis Praktik Baik yang Menginspirasi

13 Desember 2024   22:27 Diperbarui: 15 Desember 2024   16:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Guru yang sedang menulis. (Foto:  Kompas.com/Oik Yusuf)

Pernah nggak sih, merasa apa yang Anda lakukan di kelas adalah sesuatu yang luar biasa, tapi terhenti hanya di ruang itu? Nah, itu yang sering terjadi pada banyak guru. 

Kita sibuk menciptakan ide kreatif, memecahkan masalah murid, dan mempraktikkan metode baru, tapi lupa bahwa pengalaman kita bisa jadi game-changer untuk guru lain. 

Ya, menulis praktik baik adalah cara mengubah cerita kelas Anda menjadi inspirasi tanpa batas. 

Coba bayangkan ini: Anda baru saja berhasil memotivasi siswa pemalu untuk aktif berbicara di depan kelas. Tapi, cerita itu hanya Anda yang tahu.

Padahal, di luar sana, ada ribuan guru yang mungkin sedang mencari solusi serupa. Sayang banget kalau pengalaman itu berhenti di Anda, kan?

Masalahnya, banyak guru yang merasa tidak percaya diri untuk menulis. "Aku nggak pandai nulis." atau "Siapa yang mau baca cerita saya?" adalah kalimat yang sering muncul. Tapi percayalah, Anda nggak perlu jadi penulis hebat untuk berbagi praktik baik. Yang penting, cerita itu autentik dan jujur.

Guru lain membutuhkan cerita Anda. Pendidikan itu seperti jaring yang saling terhubung. Apa yang berhasil di kelas Anda mungkin jadi jawaban di kelas lain. 

Menulis praktik baik itu seperti mengirimkan pesan SOS ke guru lain: "Hei, ini cara yang berhasil untuk saya, mungkin bisa membantu kamu juga!"

"Kisah Anda bisa jadi kunci perubahan di kelas lain. Jangan simpan sendiri, bagikan dengan dunia."

Selain itu, menulis juga memberikan dampak besar pada diri kita sendiri. Dengan menuliskan pengalaman, kita jadi reflektif. Kita belajar melihat apa yang berhasil, apa yang bisa diperbaiki, dan bagaimana hal itu berdampak pada siswa.

"Menulis praktik baik itu seperti menanam pohon, hasilnya dinikmati banyak orang. Yuk berbagi cerita dengan format A.T.A.P! (DokPri)"

Tapi bagaimana cara menulis praktik baik yang sederhana, nggak bikin pusing, tapi tetap berdampak? Gunakan format A.T.A.P.

A.T.A.P: Kerangka Menulis Praktik Baik yang Sederhana

1. Awal (A): Jelaskan latar belakangnya. Apa masalahnya? Apa yang membuat Anda merasa harus mencari solusi? Misalnya, "Siswa di kelas saya sering kesulitan memahami pelajaran karena terlalu pasif. Saya ingin mereka lebih aktif."

2. Tantangan (T): Ceritakan tantangannya. Apa hambatan yang Anda hadapi saat mencari solusi? "Saya mencoba beberapa pendekatan, tapi siswa tetap diam. Rasanya seperti berbicara dengan tembok."

3. Aksi (A): Bagikan solusi yang Anda terapkan. Ini adalah inti cerita Anda. Jelaskan langkah-langkahnya. Contoh: "Saya mulai dengan permainan peran, membagi siswa dalam kelompok kecil, dan memberikan mereka kesempatan untuk memimpin diskusi."

4. Pelajaran (P): Tulis apa yang Anda pelajari dari pengalaman itu. Bagaimana dampaknya pada siswa? Pada diri Anda? "Akhirnya, siswa saya mulai lebih percaya diri berbicara. Saya belajar bahwa memberi ruang pada mereka untuk memimpin adalah kuncinya."

Menulis praktik baik tidak hanya bermanfaat untuk guru lain, tapi juga memberikan Anda pengakuan atas usaha yang sudah dilakukan. Ini adalah cara untuk mengatakan, "Saya sudah mencoba ini, dan berhasil."

Kuncinya adalah menulis dengan gaya Anda sendiri. Jangan takut terlihat "tidak sempurna." Justru cerita-cerita yang autentik, dengan kesalahan dan keberhasilannya, yang paling relatable untuk pembaca. Anda tidak perlu menulis 1.000 kata. Mulailah dengan 500 kata, cukup dengan berbagi cerita sederhana.

Contoh: Judul: "Mengubah Kelas Pasif Jadi Diskusi Aktif dalam 3 Langkah Mudah"Awal: Ceritakan bagaimana siswa Anda sulit berbicara di kelas. 

Tantangan: Bagikan kesulitan saat mencoba berbagai metode. Aksi: Jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan. Pelajaran: Ceritakan dampaknya, bahkan jika belum sempurna.

Mengapa Membagikan Praktik Baik Itu Penting?

Menulis itu seperti menanam pohon. Mungkin Anda tidak akan melihat buahnya langsung, tapi orang lain akan memetik manfaatnya di masa depan. Dengan menulis praktik baik, Anda:

  • Membantu guru lain yang sedang mencari solusi.
  • Memberikan dampak pada siswa di luar kelas Anda.
  • Membuat diri Anda lebih reflektif dan bangga atas apa yang telah Anda capai.
  • Siapa tahu, tulisan Anda bisa diterbitkan di media atau platform pendidikan besar. Lumayan, kan?

Cerita Anda punya kekuatan untuk menginspirasi, bahkan mengubah dunia pendidikan. Jadi, jangan simpan sendiri. Ambil laptop Anda, tulis dengan format A.T.A.P, dan bagikan. Tidak ada cerita yang terlalu kecil atau terlalu sederhana. Kadang, dari hal kecil itulah perubahan besar terjadi.

Mulailah sekarang. Dunia pendidikan butuh cerita Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun