Hari itu, saya mengajak siswa kelas 6 untuk melakukan kunjungan ke Galeri Banjarbaru Dalam Lensa (BDL) di Jalan Ketumber No. 17 Banjarbaru, dan jujur, kunjungan ini menjadi salah satu pengalaman paling inspiratif untuk mereka. Galeri ini bukan hanya tempat memajang foto, tapi juga sebuah perjalanan visual yang menampilkan perkembangan Kota Banjarbaru dari sudut pandang kamera yang penuh ketelitian dan cinta.
Di galeri ini, kami disambut oleh Muda Sagala, atau yang biasa disapa Bang Doel, seorang fotografer dan inisiator BDL yang sudah mengabdikan 14 tahun hidupnya untuk mengabadikan setiap sudut kota Banjarbaru. Dengan penuh antusias, Bang Doel bercerita tentang perjuangannya bersama para relawan BDL dalam mendokumentasikan perkembangan kota ini. Mulai dari bangunan bersejarah hingga ikon kota yang hampir terlupakan seperti Kincir Angin Comet, semua diabadikan melalui bidikan lensa kamera mereka.
Salah satu hal yang membuat kunjungan ini begitu berkesan adalah bagaimana Bang Doel tidak hanya memotret untuk dokumentasi semata, tetapi juga karena kecintaannya terhadap Banjarbaru. Beliau mengajarkan kepada siswa-siswa saya bahwa fotografi bukan hanya tentang seni, tapi juga tentang menjaga sejarah dan identitas sebuah tempat. Hal ini diperkuat dengan kisah Kincir Angin Comet yang sempat hilang dan akhirnya berhasil dikembalikan ke kota, berkat foto-foto lama yang diabadikan oleh BDL. Ini menjadi pelajaran penting bagi siswa bahwa apa yang mereka lihat dan abadikan hari ini, bisa menjadi kenangan berharga di masa depan.
Bang Doel dengan sabar menjelaskan setiap sudut kota yang ia tangkap melalui fotonya. Anak-anak dengan penuh semangat mendengarkan, dan tak jarang mereka bertanya tentang bagaimana cara mengambil foto yang baik atau bagian mana dari kota yang menurut Bang Doel paling sulit untuk diabadikan. Bang Doel bahkan menyiapkan doorprize untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar, menambah keseruan dan antusiasme mereka. Ini adalah cara yang luar biasa untuk melibatkan anak-anak dalam dunia fotografi dan mendorong rasa cinta terhadap kota mereka sendiri.
Siswa-siswa saya terlihat sangat terinspirasi. Mereka tidak hanya mendapatkan wawasan tentang dunia fotografi, tetapi juga belajar tentang pentingnya melestarikan sejarah lokal. BDL sendiri adalah sebuah gerakan yang tidak mencari keuntungan, melainkan murni didorong oleh kecintaan para relawan terhadap Banjarbaru dan fotografi. Hal ini memberikan pesan moral yang kuat kepada anak-anak tentang pentingnya berkarya dengan hati, tanpa harus selalu memikirkan imbalan.
Melihat semangat Bang Doel dan para relawan BDL dalam mengabadikan kota ini, saya pun teringat akan pentingnya menghargai dan mendokumentasikan hal-hal kecil di sekitar kita. Setiap sudut kota, sekecil apapun, bisa punya cerita tersendiri yang berharga. Dan siapa tahu, melalui kunjungan ini, mungkin salah satu dari siswa saya akan menjadi fotografer hebat yang akan meneruskan jejak langkah BDL di masa depan.
Secara keseluruhan, kunjungan ke Galeri Banjarbaru Dalam Lensa menjadi momen yang sangat inspiratif bagi siswa-siswa saya. Mereka pulang dengan membawa kenangan, wawasan baru, dan mungkin juga mimpi untuk bisa melakukan hal serupa di masa depan. Dan bagi saya, ini adalah pengingat bahwa selalu ada nilai besar dalam menceritakan sebuah kisah, baik melalui lensa kamera maupun pengalaman hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H