Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Detik yang Membeku di Lampu Merah

13 September 2024   13:12 Diperbarui: 13 September 2024   15:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana jika ini adalah sebuah momen "near death"- Koleksi Desain Pribadi

"Saya belum periksa, Kak. Motornya masih di pinggir jalan," jawabnya.

Seorang tukang ojek yang ada di sana ikut membantu dan menyarankan adik itu untuk mencoba menyalakan motornya di pangkalan ojek. Dengan hati-hati, dia menyalakan motornya. Mesin hidup, suara normal. Alhamdulillah, saya kembali mengucap syukur dalam hati, merasa beban yang berat sedikit terangkat.

"Alhamdulillah, motornya baik-baik saja. Saya benar-benar minta maaf, Dik. Tadi saya kaget karena klakson bis itu," kata saya dengan penuh penyesalan.

Dia tersenyum lagi, "Aman, Kak. Saya baik-baik saja."

Saya bertanya, "Kamu mau kemana?"

"Saya mau antar barang, Kak. Tapi tidak apa-apa, motornya juga tidak rusak. Terima kasih ya, Kak, sudah menanyakan kondisi saya."

Saya tersenyum, meski masih dengan hati yang berdegup cepat. "Terima kasih juga sudah memaafkan, ya. Hati-hati di jalan."

Dia mengangguk, mengucapkan salam, dan berlalu. Tukang ojek yang membantu kami juga tersenyum, "Alhamdulillah, Bu, tidak ada yang terluka. Ibu hati-hati di jalan ya."

Saya mengangguk, air mata mulai mengalir tanpa bisa saya tahan. Saya kembali ke mobil dengan perasaan yang campur aduk. Bersyukur karena tidak ada yang terluka, namun sadar bahwa peringatan ini begitu jelas. Dalam hati saya berdoa dan berjanji untuk lebih berhati-hati.

Terkadang, dalam keadaan berhenti pun, kecelakaan bisa saja terjadi. Hidup begitu rapuh, dan dalam hitungan detik, segalanya bisa berubah. Tapi syukur, pagi ini, Allah masih memberi kami keselamatan. Sebuah pelajaran berharga tentang betapa berharganya detik-detik dalam hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun