Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tantangan Inklusi dan Sikap Pesimistis terhadap Difabel

26 Agustus 2024   18:18 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pesimisme kita adalah belenggu yang lebih berat daripada keterbatasan fisik atau mental yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Saat mereka berjuang untuk berdaya, kita seharusnya bukan menjadi penghalang, melainkan pendukung utama." 

Banjarbaru-Null, Kita hidup dalam masyarakat yang sering kali memandang penyandang disabilitas melalui kacamata pesimistis. Stigma bahwa difabel tak mampu berdaya telah tertanam begitu dalam, seolah-olah keterbatasan fisik atau mental menjadi halangan absolut untuk berkontribusi dalam kehidupan sosial. Ketika upaya inklusi, seperti yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka Sako Daya untuk penyandang disabilitas, diluncurkan, komentar pesimistis muncul: "Apakah mereka benar-benar bisa?"

Namun, pertanyaan ini bukan hanya cermin dari keraguan terhadap kemampuan difabel, tetapi juga terhadap diri kita sendiri---apakah kita, sebagai masyarakat, mampu mendukung dan mempercayai mereka? Alih-alih meragukan, pilihan kita seharusnya adalah memberikan dukungan penuh. Penyandang disabilitas telah mendeklarasikan keinginan mereka untuk berdaya; mereka telah menunjukkan keberanian untuk melangkah maju. Jadi, mengapa kita yang tidak memiliki keterbatasan ini justru ragu?

Inisiatif inklusi ini bukan sekadar proyek sosial; ini adalah cermin keberanian para difabel yang berani menantang stigma yang telah lama membelenggu mereka. Maka, sebagai anggota masyarakat, kita memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung---bukan meragukan. Keberhasilan gerakan ini tidak hanya bergantung pada mereka yang terlibat langsung, tetapi juga pada kita, yang memilih untuk berdiri di belakang mereka dengan keyakinan dan dukungan penuh.

Mengapa pilihan itu jatuh kepada Pramuka? Pramuka adalah wadah pendidikan karakter yang selama ini dikenal efektif dalam membentuk generasi muda yang tangguh, mandiri, dan berintegritas. Dalam lingkungan yang penuh dengan semangat kebersamaan dan gotong-royong, Pramuka menawarkan ruang yang ideal bagi penyandang disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka. Dengan sistem yang terstruktur dan nilai-nilai yang menjunjung tinggi persaudaraan, Pramuka memberikan kesempatan yang setara bagi setiap anggotanya untuk berkontribusi dan merasa diterima.

Selain itu, Pramuka adalah gerakan global yang telah terbukti mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk yang paling terpinggirkan. Melalui kegiatan-kegiatan yang menekankan pada kerjasama, kepemimpinan, dan keberanian, Pramuka memberikan pengalaman yang bermakna bagi setiap peserta, tanpa memandang keterbatasan. Dengan memasukkan penyandang disabilitas ke dalam kegiatan Pramuka, kita tidak hanya membentuk individu yang lebih kuat dan mandiri, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan saling mendukung.

Mari hentikan sikap pesimistis kita dan mulai percaya pada kemampuan difabel. Saatnya kita menjadi bagian dari perubahan ini dengan memberikan dukungan penuh kepada inisiatif inklusi. Ayo kita pastikan bahwa setiap langkah yang mereka ambil menuju pemberdayaan didukung oleh keyakinan kita bahwa mereka bisa dan akan berhasil.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun