Saya mengenal teori figurasional-peradaban Norbert Elias dari buku Teori Sosiologi Modern (George Ritzer). Buku ini menjelaskan teori Elias tentang figurasi berfungsi sebagai peralatan konseptual untuk melenyapkan keterbatasan sosial ini dalam membicarakan dan memikirkan seolah-olah individu dan masyarakat berbeda dan bertentangan. Figurasi adalah proses sosial yang menyebabkan terbentuknya jalinan hubungan antara individu. Figurasi bukanlah sebuah struktur yang berada di luar dan memaksa relasi antara individu; figurasi adalah antarhubungan itu sendiri.Â
Dalam pemahaman saya figurasi menjadi sangat penting di kehidupan sehari-hari.Â
Karena teori ini mungkin sangat berkaitan erat dengan diri individu atau mayarakat, dimana setiap orang harus memiliki tata-krama di setiap peradaban baik di jaman dulu maupun sekarang. Dapat diterapkan baik pada kelompok kecil maupun pada masyarakat yang beranggota ribuan atau jutaan orang yang saling tergantung. Guru dan murid di kelas, dokter dan pasien dalam sebuah kelompok terapi atau klinik, pengunjung biasa di sebuah tempat hiburan, anak-anak di taman kanak-kanak, mereka semuanya dapat dipandang membentuk figurasi satu sama lain. Tetapi penduduk desa, kota atau bahkan satu bangsa, juga merupakan figurasi meski dalam contoh ini figurasi itu tak dapat dirasakan secara langsung karena rantai interdepedensi yang menghubungkan orang secara bersama adalah lebih panjang dan lebih berlainan. Semuanya karena proses panjang yang disebut habitus oleh Bourdieu, strukturasi oleh Giddens 'keberadaban' oleh Elias dan seterusnya yang dipaparkan oleh para sosiolog.
Teori figurasi-peradaban diperkenalkan oleh Norbert Elias. Elias lahir di Breslau, Jerman tahun 1897. Ayahnya seorang pengusaha pabrik kecil dan kehidupan keluarganya cukup menyenangkan. Ia dibesarkan dalam sebuah keluarga sejahtera yang membekalinya dengan kepercayaan diri kuat yang bermanfaat baginya. Ia pernah menjadi relawan untuk tantara Jerman di Perang Dunia I dan dipekerjakan sebagai telegrafer, pertama di front Timur dan kemudian di front Barat. Setelah Perang Dunia I dia mempelajari filsafat dan kedokteran di Universitas Breslau. Meskipun kemajuan yang dicapainya dalam studi-studi kedokterannya sudah sangat jauh, pada akhirnya dia melepasnya karena lebih menyukai studi filsafat. Pekerjaannya di bidang kedokteran memberinya pengertian mengenai sifat saling berhubungan di antara berbagai bagian tubuh manusia.Â
Elias memperoleh gelar Ph.D. pada Januari 1924, setelah itu dia ke Heidelberg untuk mempelajari sosiologi. Di sana ia berkenalan dengan saudara Max Weber, Alfred, yang menjabat ketua jurusan sosiologi, dan juga berkenalan dengan Karl Mannheim. Tahun 1954 Elias ditawari dua jabatan akademis dan ia menerima jabatan akademis di Universitas Leicester.
Demikianlah Elias memulai karier akademis formalnya di usia 57 tahun. Menarik untuk dicatat bahwa selama Elias bertugas di Leicester, tak satu pun bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan sedikit sekali sosiolog Inggris ketika itu yang mahir berbahasa Jerman. Tetapi di Benua Eropa, terutama di Belanda dan Jerman, karya Elias mulai dipelajari sejak 1950-an dan 1960-an. Tahun 1970-an Elias mulai mendapat  penghargaan tak hanya di kalangan akademik, tetapi juga di kalangan public di Eropa. Selama sisa hidupnya, Elias menerima sejumlah penghargaan penting, menerima gelar doktor kehormatan dan berbagai penghargaan atas karyanya.
Referensi :
Buku Teori Sosiologi Modern, edisi ketujuh (George Ritzer).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H