Mohon tunggu...
Husnil Kirom
Husnil Kirom Mohon Tunggu... Guru - Pejuang Pendidikan

Asesor GTK Kemdikbudristek RI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Mendesak Pendidikan Mitigasi Bencana

12 April 2020   07:00 Diperbarui: 8 Desember 2021   08:12 3408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah

Pembelajaran adalah wahana yang dirancang oleh pendidik secara sadar untuk mencapai standar kompetensi lulusan dalam kurikulum. Saat mengelola kelas pendidik berkesempatan untuk mengembangkan karakter Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) melalui tindakan dan tutur katanya selama proses pembelajaran berlangsung. 

Apa sebenarnya SPAB tersebut? Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana ditempatkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1258. 

Permendikbud tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikandari resiko bencana serta menjamin keberlangsungan layanan pendidikan pada satuan pendidikan terdampak bencana. Jadi, SPAB adalah upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan.

SPAB merupakan pengejawantahan dari Program Pendidikan Karakter yang dikembangkan di Indonesia saat ini. Di mana pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. 

Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Nilai-nilai karakter terintegrasi  dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran melalui pengintegrasian  kurikulum analisis KD, manajemen  kelas, pemilihan metode. 

Lalu pendidikan karakter berbasis sekolah adalah budaya, kultur, tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. 

Tradisi itu mewarnai kualitas kehidupan sebuah sekolah, termasuk kualitas lingkungan, kualitas interaksi, suasana akademik. Budaya sekolah meliputi, kualitas belajar, bekerja, dan berinteraksi antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik. 

Tujuannya mendukung terbentuknya branding sekolah. Ekosistem pendidikan melibatkan individu, norma, peraturan dan konsistensi pelaksanaannya. Budaya siaga, budaya aman, dan budaya pengurangan risiko bencana di sekolah. Sehingga SPAB terealisasi dengan baik di sekolah.

Berikutnya pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah edukasi kepada masyarakat sebagai bagian informasi perencanaan dan penanganan bencana, meliputi lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana, perkiraan jumlah penduduk terkena bencana, jalur transportasi, sistem telekomunikasi, ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, penampungan korban, tingkat kerusakan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis, kesiapan tenaga kesehatan, lokasi pengungsian, jumlah pengungsi, jumlah korban hilang dan meninggal, ketersediaan relawan dalam berbagai keahlian, termasuk BNPB. 

Sebagai bagian masyarakat tentu kita perlu tahu hal ini, juga berkewajiban menjelaskan dengan sesama apa dampak dan resiko bencana tersebut. Partisipasi masyarakat, seperti Komite Sekolah, BNPB, BPBD, PBK dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun