Stratifikasi sosial adalah salah satu konsep utama dalam ilmu sosial yang membahas pembagian masyarakat ke dalam lapisan-lapisan hierarkis berdasarkan kriteria tertentu. Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karya Dr. Beni Ahmad Saebani, stratifikasi sosial dijelaskan sebagai fenomena universal yang terjadi di semua masyarakat, baik sederhana maupun kompleks. Konsep ini penting untuk memahami bagaimana status, peran, dan distribusi kekuasaan memengaruhi dinamika kehidupan sosial.
Pengertian Stratifikasi Sosial
stratifikasi sosial adalah penggolongan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tertentu berdasarkan dimensi seperti kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Lapisan-lapisan ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam akses terhadap sumber daya, baik material maupun non-material, yang seringkali diwariskan dari generasi ke generasi.
stratifikasi sosial bersifat sistematis, artinya ia terstruktur dan memengaruhi pola hubungan sosial antarindividu maupun antar kelompok.
Dimensi Stratifikasi Sosial
Dr. Beni menguraikan bahwa stratifikasi sosial dapat dilihat dari tiga dimensi utama:
1. Kekayaan (Ekonomi)
Kekayaan mencakup penguasaan terhadap sumber daya ekonomi seperti tanah, modal, atau pekerjaan dengan penghasilan tinggi. Masyarakat seringkali terbagi menjadi kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah berdasarkan pendapatan dan aset yang dimiliki.
2. Kekuasaan (Politik)
Dimensi ini merujuk pada kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi keputusan dalam masyarakat. Kekuasaan tidak hanya ditemukan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam organisasi, komunitas, atau lingkungan kerja.
3. Prestise (Sosial)
Prestise adalah penghormatan atau penghargaan yang diberikan masyarakat kepada individu atau kelompok berdasarkan profesi, gelar, atau kontribusi tertentu. Misalnya, dokter atau akademisi seringkali mendapat prestise yang tinggi karena dianggap berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat,lalu apa saja jenis jenis stratifikasi sosial ?
Stratifikasi sosial terbagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Tertutup
Dalam sistem ini, perpindahan status sosial sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Contohnya adalah sistem kasta di India, di mana individu dilahirkan dalam kasta tertentu dan tetap berada dalam kasta tersebut sepanjang hidupnya.
2. Stratifikasi Terbuka
Sistem ini memungkinkan mobilitas sosial, baik vertikal (naik atau turun status) maupun horizontal (berpindah peran tanpa mengubah status sosial). Contoh dari sistem ini adalah masyarakat modern yang memberikan peluang kenaikan status melalui pendidikan atau pekerjaan.
Fungsi dan Dampak Stratifikasi Sosial
stratifikasi sosial memiliki fungsi dan dampak positif maupun negatif, yaitu:
Fungsi Positif: Stratifikasi membantu mengorganisasi masyarakat dengan membagi peran dan tanggung jawab sesuai kemampuan individu atau kelompok.
Dampak Negatif: Ketimpangan akses terhadap sumber daya dapat menyebabkan diskriminasi, konflik sosial, dan ketidakadilan.
Stratifikasi Sosial di Era Modern
Buku ini juga menyoroti bagaimana stratifikasi sosial terus berkembang di era modern. Faktor teknologi, pendidikan, dan globalisasi kini menjadi penentu penting dalam membentuk lapisan masyarakat. Namun, ketimpangan ekonomi global dan kesenjangan digital memperparah stratifikasi sosial dalam skala yang lebih luas.
Kesimpulan
Stratifikasi sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam lapisan-lapisan berdasarkan ukuran seperti ekonomi, pendidikan, pekerjaan, kekuasaan, status sosial, dan etnisitas. Setiap ukuran ini menentukan akses individu terhadap sumber daya dan peluang, yang memengaruhi kesejahteraan hidup mereka. Ketimpangan sosial yang dihasilkan memengaruhi distribusi kesejahteraan, dan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, perlu ada kebijakan yang mendukung pemerataan kesempatan bagi semua lapisan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H