Rekan-rekan pegiat media tak perlu galau kekurangan olahan reportase. Bukankah jurnalis sejati bisa menjadikan ulat bulu sekalipun sebagai pemberitaan yang tak kalah hot dibandingkan peristiwa politik aktual yang sedang heboh, dengan tanpa mengesampingkan nilai-nilai dan kode etik jurnalisme? Kalau takut kehabisan bahan, gantung kamera dan letakkan semua alat yang dipakai, lalu tidur saja jangan jadi wartawan!
Keempat, sudahi bertingkah ember. Sejauh ini salah satu biang yang selalu membikin persoalan makin karut-marut dan runyam termasuk masalah yang membelit Ahok ini yaitu, para tokoh elemen institusi gampang melontarkan statemen pribadi. Celakanya, lontaran sikap dan pendapat itu tak jarang berbeda dengan respon kelembagaannya secara resmi.
Yang amat diharapkan lagi, pihak-pihak peserta gelar perkara ”al-Maidah51” kemarin, lebih mengendalikan diri untuk tidak berkomentar dengan gegabah di luaran. Jika memang terdapat hal-hal yang perlu disikapi, sebaiknya menempuh cara-cara yang elegan.
Selebihnya, bolehlah rakyat Indonesia yang benar-benar rakyat terus dianggap gampang lupa. Namun, rakyat tetap akan merekam dengan cara sendiri dinamika picisan yang menyumpeki atmosfer sosial beberapa pekan terakhir, sebagai pengingat kesadaran bahwa diam-diam rakyat tidak bisa dibodohi selamanya. Jadi, harap tenang menyikapi apapun hasil gelar perkara ”al-Maidah 51” nanti. Dan seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H