Lalu ketiga, pengelolaan keuangan dengan bijak. Hemat saya, kiranya produktifitas tercermin pula dalam kebiasaan bijaksana mengelola finansial. Sedangkan keblinger melampiaskan hasrat gaya hidup konsumtif, terutama saat ”besar pasak daripada tiang”, menandakan hidup yang tidak produktif. Juntrungnya, sebanyak apapun penghasilan dari banting tulang dan peras keringat, seakan hanya numpang lewat saja di tangan.
Perilaku tidak bijak dalam pengelolaan keuangan ditandai beberapa sebab. Antara lain karena terperosok hutang yang dalam, membelanjakan uang hanya untuk pelipur lara, membeli sesuatu atas dorongan emosi, belanja untuk menebus rasa bersalah dan terjerat obral. Sederet fakta yang bisa dijumpai dalam keseharian.
Tidak bijak mengelola keuangan juga kentara pada kecenderungan lebih mengedepankan pelampiasan keinginan dibandingkan pemenuhan kebutuhan. Ditambah, tidak membiasakan diri untuk mencatat anggaran dengan skala prioritas, tidak menetapkan target moneter, tidak berinvestasi dan sebagainya. Kemapanan finansial pun dirasa mustahil tercapai akhirnya.
Jadi, sebenarnya bukan hanya masalah label pekerjaan atau profesi berikut kisaran benefit. Pengelolaan keuangan dengan bijak, terlebih disertai ikhtiar produktif dalam segala hal, yang akan lebih menentukan pencapaian kehidupan yang lebih baik. Dengan begitu, menjadi Blogger menuju kemapanan finansial dan masa depan cerah pun, why not?
Referensi bacaan:
Kompas: Blogger Raditya Dika | Yuk Kelola Keuangan Dengan Bijak
Ilustrasi: Tech Spot
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H