”Yang penting begini, Jay. Harapan kita sebagai hanya rakyat kecil ini, sudahlah sudahi saja. Jangan ada lagi keriuhan di antara penegak hukum. Kita jelas butuh KPK. Kita juga butuh Pulisi hari ini dan seterusnya. Jika kisruh melulu, ntar para koruptor dan mafia yang terkekeh-kekeh dan terus menyengsarakan rakyat. Dan kasihan para pulisi di bawah yang menangkap begal, maling, mengatur lalu-lintas dan sebagainya yang bukan tidak mungkin ikut kena imbasnya” seloroh Lebay berlagak menenangkan sahabatnya yang sedang penasaran.
”Tak kalah penting juga, kamu dan aku terima nasib saja, ketika Lebay dan Jijay disebut-sebut seiring penangkapan Om Novel yang menghebohkan kini yo. Jadi, kita siap-siap saja akan jadi pusat perhatian, terutama ketika berjumpa dengan orang-orang kampung dan dusun-dusun tetangga yang mengenal kita, pas kita ke pasar besok yo, Bay?” balas Jijay.
”Hahahahaha...” mereka berdua tertawa, kemudian melangkah pulang. Azan maghrib pun berkumandang dari corong suara surau.
* Sekadar catatan kaki tentang suara-suara rakyat kecil yang dibikin sumpek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H