KPU telah mengumumkan hasil pilpres kemarin lusa (22/7). Pasangan capres-cawapres Joko Widodo alias Jokowi dan Jusuf Kalla alias JK, ditetapkan sebagai pemenangnya dengan perolehan suara lumayan mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa saingannya.
Rasa gembira sekalian masyarakat terutama pendukung pasangan capres no.2 pun tercurah di mana-mana atas kemenangan itu dalam batasan yang masih kondusif. Sedangkan kubu pasangan capres no.1 meluapkan keberatan terhadap keputusan KPU.
Bahkan, Prabowo menyatakan sikap ndak terduga yang membikin pubklik melongo. Ia mengundurkan diri dari gelanggang Pilpres, melalui pernyataannya yang dianggap bersayap. Mudah-mudahan segenap pihak yang berkepentingan tetap bisa mengendalikan diri, sehingga rakyat ndak ikut terusik ketenteramannya ke depan.
Di tengah kondisi antiklimaks pesta demokrasi yang cukup menyita pikiran beberapa pekan kemarin, tatkala saya menyimak berita-berita terbaru mengenai perkembangan pascapengumuman hasil pilpres di intermet, tanpa sengaja saya menemukan ”surat untuk Jokowi” yang mengundang tanya khalayak.
Surat ini bukan layaknya surat terbuka yang sempat berserakan di social media termasuk di Kompasiana beberapa waktu lalu. Melainkan, alamat situs yang menggelar lomba menulis, tampaknya dalam rangka ikut menggalang dukungan terhadap Jokowi, untuk menjadi orang nomor wahid di negeri ini lima tahun mendatang.
Pihak mana yang sebenarnya menjadi penyelenggaranya. Situs itu hanya mencantumkan nama Forum Rakyat di tampilannya. Apakah itu berarti, panitianya bagian dari timses atau komunitas relawan pendukung Jokowi, masih belum bisa dipastikan secara fixed.
Lomba menulis yang digelar sendiri, dimulai sejak 7 Mei dan berakhir 25 Juni 2014 secara online dalam situs yang beralamat lengkap http://www.suratuntukjokowi.com itu. Siapapun boleh mengikutinya tanpa batasan usia dan latar belakang sosial.
Hadiah yang ditawarkan juga menggiurkan banget. Cukup merangsang orang-orang yang demen menulis, terlebih fans Jokowi untuk ikut ambil bagian. Setidaknya memberi ruang pengembangan kreatifitas menulis.
Belum lagi, para jurinya empat tokoh beken. Yaitu, Om Lieus Sungkharisma, Paklek Komaruddin Hidayat, Tante Rosiana Silalahi dan Pakde Budhiarto Sambazy lengkap dengan foto sketsa masing-masing di portal tersebut. Figur publik yang ndak asing bagi masyarakat.
Awalnya hasil lomba itu akan diumumkan tanggal 3 Juli lalu (lihat screen shot paling awal di atas). Namun, dengan alasan belum rampungnya tahapan penjurian, karena tertulis surat karya dari masyarakat tembus ribuan jumlahnya, lalu pengumumannya diundur pada 8 Juli. Itu pun ternyata mengalami penundaan kembali hingga waktu yang ndak pasti, saat KPU usai menggedok hasil pilpres.
Tentu masyarakat lebih-lebih semua pesertanya sedang menunggu kepastian dari situs tersebut, sambil berharap-harap cemas karyanya bakal terpilih sebagai juara. Seperti kedua pasangan capres-cawapres selama masa tunggu pengumuman KPU sebelum 22 Juli tempo hari. Sampai kapan?
Gelaran kompetisi oleh situs tersebut pun jelas membawa implikasi tertentu. Selain bukan mustahil bakal turut berimbas kontra produktif atas kemenangan Jokowi, terutama lantaran memasang embel-embelnya, juga akan mencipratkan ekses kepada para juri yang dicantumkan. Dampaknya pun bisa menorehkan preseden ndak kondusif terhadap rona dunia kepenulisan. Itu bila tidak kunjung muncul penjelasan mengenai kepastiannya dalam waktu secepatnya, sekurangnya demi menjawab penantian mereka yang telah berkontribusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H