Al-agmaro namanya, sebuah usaha yang ditekuni oleh Agung. Berada di Sumberejo Bonang, Kabupaten Demak. "Al-agmaro adalah usaha kecil-kecilan yang saya tekuni semenjak tahun 2018 hingga sekarang, berupa dekorasi, parcel, mahar, cake, snack, dan kreasi," tutur Agung, sosok pemilik UMKM.
Usaha yang agung dirikan ini memiliki beberapa klasifikasi merek untuk produksi barang dan jasanya.  "Sebenarnya beberapa  jenis produk dan jasa  itu berbeda nama. Sebutan Al-agmaro saya ciptakan untuk menyebut nama produksi semua barang dan jasa yang saya kerjakan, sedangkan khusus produksi cake dan snack, saya beri label "SAE" yang berarti bagus dalam bahasa Indonesia," ujarnya
Agung juga menambahkan bahwa khusus produksi  Sae yang merupakan cake dan snack mulai dilakukan pada awal tahun 2020.
Agung melanjutkan, "ya.. awalnya sih inginmbekerja, tapi ada satu syarat yang belum terpenuhi untuk bekerja, jadinya ya sudah mantap mendirikan usaha saja.."
Setelah itu, Agung juga menjelaskan awal mula Ia mendirikan usaha ini. "Poduk dan jasa membuat parsel, dekorasi untuk berbagai acara, dan kreasi mahar pernikahan bermula ketika saya kerap membantu kakak  saya yang melayani jasa tersebut. Hingga akhirnya saya tekuni dan memberanikan diri membuka usaha ini," jelas Agung.
"Kalau untuk produk cake dan snack berawal dari  mengikui kegiatan BLK (Balai Latihan Kerja) pada bidang tata boga yang diselenggarakan oleh pemkab Demak. Pada kegiatan ini, saya mengikuti pelatihan, pada tahun 2018 dan 2019 masing-masing 30 pertemuan.."
Berdasarkan pengalaman mengikuti BLK bidang Tata Boga inilah yang membuat Agung yakin untuk menerapkan  ilmunya secara langsung. "Menurut saya, ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan harus bermanfaat dan tidak sia-sia, akhirnya setelah berpikir panjang, saya berani untuk mendirikan usaha melayani pemesanan cake dan snack yang saya beri nama Sae ini," kata Agung.
Langkah awal yang dilakukan Agung adalah membagikan roti buatannya kepada kerabat dekat, dan para mentornya untuk mendapatkan kritik dan saran.Â
"Saya bagikan buatan saya ke kerabat dekat, guru, dan mentornya saya. Hal ini saya lakukan guna mendapatkan saran dan kritik dari mereka dan kemudian saya mendapatkan bahan untuk evaluasi kedepannya," ujarnya
Setelah yakin untuk melayani pemesanan cake dan snack, kemudian terdapat pembeli dan pelanggan yang kemudian memberikan respon mengenai produk buatan Agung. "Saya selalu menanyakan penilaian berupa saran dan kritik jujur dari pembeli, saya juga selalu berpesan bahwa jika ada kekurangan dari segi kualitas, rasa, atau harga dan lainnya silakan sampaikan secara langsung ke saya agar usaha yang saya miliki menjadi lebih baik," tutur Agung.
Persaingan pasar dan banyaknya kompetitor pesaing yang sejenis dengan usaha milik Agung tidak menurunkan semangat dan percaya dirinya terhadap usaha yang ia tekuni. "Saya menyadari bahwa pesaing juga sangat banyak bahkan bisa dikatakan lebih besar dari usaha yang saya jalankan, tetapi saya meyakini satu hal bahwa rezeki tidak akan kemana, itu sudah pasti. Oleh karena itu, saya yakin dengan semua usaha saya dan tidak pernah merasa minder," ujar Agung.
"Selain saya yakin bahwa rezeki tidak akan kemana, saya juga harus mempertahankan sesuatu yang baik di produk dan jasa yang saya jalankan kepada para pembeli, salah satunya dengan tetap menjaga kualitas rasa, harga, dan pelayanan yang baik," tutur Agung saat menjelaskan kiat-kiatnya.
Usaha yang dijalankan hingga sekarang tidak lepas dari adanya sebuah kesulitan dan tantangan di tengah-tengah prosesnya. Ia mengaku bahwa kekurangan tenaga kerja karena hanya Agung yang memproduksi dan menjalankan usaha sendiri. "Wah kalau ada orderan yang banyak kesusahan saya itu cuma dalam hal tenaga kerja, ditambah lagi jika kondisi fisik dan psikis kurang baik akan mempengaruhi hasil produksi, baik dekorasi, parsel, mahar, dan juga makanan. Ya biasanya kalau kondisi saya kurang baik, saya usahakan istirahat sebentar agar hasilnya lebih maksimal," lanjut Agung.
"Kejadian lainnya yaitu ketika ada beberapa kali customer yang sudah bersepakat untuk order, kemudian dibatalkan begitu saja, dan tidak jadi menggunakan jasa saya. Ya terkadang itu adalah hal sulit yang saya alami, tetapi saya tetap yakin bahwa semua akan diganti dengan yang lebih baik serta rezeki tetaplah ada dan tidak akan kemana-mana," tambah Agung.
Ia juga menambahkan bahwa semenjak masa pandemi, omset yang didapatkan menurun dibandingkan sebelum pandemi. Akan tetapi, Ia tetap menjalani usahanya hingga akhirnya omsetnya sudah kembali normal semenjak lebaran idul fitri.
Agung menjabarkan kembali mengenai kesulitan yang dialami, "kesulitan dan tantangan lainnya yang menurut saya cukup menguras pikiran adalah bagaimana caranya untuk mengembangkan inovasi." Ia mengaku ingin mengembangkan lebih banyak lagi jenis produk yang dibuatnya agar tidak monoton. "Ya itu butuh inovasi lebih untuk masing-masing produksi agar tidak kalah jauh dengan para pesaing yang lain dan juga supaya menambah minat para customer," lanjut Agung.
Mencari referensi, browsing, dan konsultasi dengan para mentor adalah beberapa cara yang Agung lakukan untuk mengatasi kesulitan mengembangkan inovasi, "pokoknya saya selalu konsultasi kepada guru-guru saya, mentor saya yang lebih berpengalaman dalam bidangnya. Jadi kalau saya ada produk baru, tidak langsung saya eksekusi untuk menjualkan, tetapi konsultasi terlebih dahulu," imbuh Agung.
Agung  juga mendapatkan manfaat selama membangun usaha ini. "Manfaat yang saya rasakan hingga saat ini sangat terasa ketika ada produk khususnya makanan yang tidak laku terjual, daripada mubadzir, jadinya entah sedikit atau banyak barang itu tetap saya bagikan secara gratis kepada tetangga atau kerabat dekat," tutur Agung.Â
"Selain itu, terkadang ada juga teman-teman atau saudara yang ingin belajar cara membuat roti, bakpia, dan semua yang saya produksi. Itu tetap saya layani tanpa biaya untuk mereka karena melalui cara itu, ilmu yang saya miliki dapat bermanfaat untuk orang lain," lanjut Agung.
Menurut Agung, semua harta yang dimiliki sebagiannya merupakan milik orang lain, dengan cara berbagi, Ia berharap itu bisa menjadi jalan sedekah. "Selain berbagi dalam bentuk harta atau produk yang kita miliki, membagikan ilmu itu juga termasuk sedekah dan membagikan rezeki ilmu kepada orang lain , jadi, saya selalu menerima orang-orang yang ingin belajar tanpa biaya sedikitpun walaupun semua bahan-bahan dari saya. Saya cukup senang melakukan itu, jadi menurut saya itu adalah beberapa manfaat yang saya rasakan,"ujar Agung lebih jelas.
Agung berpesan kepada para pejuang UMKM untuk gigih dalam berusaha dan melakukan nya dengan tulus. "Semua yang dilakukan dengan sungguh, insya Allah. tidak akan sia-sia. Segala sesuatu yang dilakukan dengan hati yang tulus, akan menuai hasil yang maksimal. Karena kerap terjadi banyak orang berbeda yang membuat sesuatu dengan bahan yang sama, tetapi hasilnya berbeda. Contohnya saja resep makanan yang sama, bisa jadi hasil akhir dan rasanya berbeda ketika dibuat oleh orang yang berbeda pula. Menurut saya, ketulusan dari hati sangat mempengaruhi hasil," tutur Agung
Agung juga memberikan pesan kepada para pejuang UMKM. "Terkadang kita merasakan putus asa, bahkan ingin menyerah, tetapi tetaplah teguh pada komitmen dan pendirian, apapun yang terjadi. Karena tidak akan ada usaha yang sia-sia," jawabnya saat ditanya mengenai pesan untuk para UMKM.
"Putus asa dan ingin menyerah memang kerap terjadi, tetapi satu hal yang patut kita ingat bahwa rezeki tidak akan kemana. Laku atau tidaknya bukanlah urusan kita, kita hanya perlu berusaha dan bertawakal, sedikit atau banyaknya sebaiknya tetap kita syukuri," kata Agung.Â
"Jika sudah bertawakal, tetaplah yakin, terus berusaha, dan jangan putus asa. Selalu ingat bahwa rezeki tidak akan kemana," tutup Agung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H