Semarang, provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak destinasi wisata dengan berbagai nuansa. Berwisata dengan nuansa alam dan bahari, wisata cagar alam, wisata kuliner, dan berbagai wisata lainnya dapat dinikmati ketika ada di kota yang kerap dikenal sebagai kota Atlas ini.Â
Wisata budaya juga banyak tersimpan di kota Semarang ini, salah satu tempat yang patut dikunjungi adalah Semarang Contemporary Art Gallery atau biasa disebut dengan Galeri Semarang (GALSEM). Dapat dikatakan tempat ini merupakan salah satu hidden gem (mutiara terpendam yang indah)Â yang ada di Semarang.Â
Pasalnya, tempatnya cukup tersembunyi di daerah Kota Lama tepatnya di sekitar kawasan Gereja Blenduk dan Taman Srigunting. Seperti lontaran dari Puput, mahasiswa semester 6 di salah satu perguruan tinggi di Semarang yang sedang mengunjungi Galeri Semarang,
"Tempat ini bener-bener harus diketahui banyak orang sih, soalnya juga tidak sedikit dari kita yang belum mengetahui tempat ini padahal tempat ini sangat dekat dengan daerah kota lama. Saya aja lama di semarang, tapi baru mengetahui ini melalui kanal FYP (For Your Page) TikTok."
Galeri Semarang ini buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 10.00-16.30. Dengan membayar sebanyak Rp 10.000 saja, kita sudah bisa dimanjakan dengan berbagai karya dan suasana aesthetic yang berada di Galeri Semarang ini sepuasnya.Â
Selain itu, peraturan yang wajib dipatuhi oleh para pengunjung yaitu dilarang untuk membawa minuman dan makanan dari luar. Hal ini tentunya bertujuan untuk menjaga kebersihan di bangunan semarang galeri ini.
Banyak yang dapat dijelaskan dari Semarang Contemporary Art Gallery, diantaranya :
Sejarah Bangunan Galeri SemarangÂ
Awal mulanya, di lokasi ini, tahun 1822 (dahulu dikenal sebagai Jalan Paredeplein Utara Blok LA No.5) merupakan bangunan dua lantai tempat tinggal Pastur L Prinsen dan tempat ibadah umat Katolik sebelum Gereja Gedangan didirikan, tepatnya pada 1875.
Bangunan ini kemudian diruntuhkan dan dibangun gedung baru pada tahun 1918. Gaya arsitekturnya sedikit terpengaruh oleh gaya Spanish Colonial dan tidak mempunyai halaman.Â
Tepat di depannya adalah Padeplein, taman yang sering dipakai oleh serdadu-serdadu Belanda berparade dan terletak di tepi jalan Anyer Panarukan yang dibangun Daendels tahun 1811.
Perusahaan asuransi pertama di Indonesia "De Indische Lyold" milik Oei Tiong Ham Concern merupakan kantor pertama yang menempti gedung ini pada tahun 1937. Pengusaha pribumi terkemuka di Semarang, Taspirin, tercatat pernah mengambil alih kepemilikan bangunan ini dan dalam perjalanannya pernah disewakan sebagai gudang, dealer motor, dan kantor perusahaan besar Farmasi Tempo.Â
Terakhir yaitu pabrik sirup Fresh menggunakannya sampai tahun 1998. Hingga akhirnya tahun 2007, Chris Dharmawan melakukan konservasi dan tahun 2008 dipergunakan sebagai Semarang Gallery.
Begitu banyak pergantian fungsi dan kegunaan tempat ini sebelum akhirnya menjadi bangunan Galeri Semarang yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun nonlokal.
Tempat untuk Mengapresiasi Karya Para Seniman
Di Semarang Contemporary Art Gallery ini kita akan melihat pameran karya seni berupa lukisan-lukisan yang memiliki makna masing-masing dari para seniman Indonesia.Â
Dengan melihat dan menikmati inilah merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi hasil dari sebuah tangan-tangan kreatif para seniman. Sebagai pemuda dan generasi penerus sudah semestinya kita untuk mengapresiasi apapun yang merupakan hasil karya anak bangsa.Â
Beberapa seniman yang karyanya terpampang di Galeri Semarang ini ialah, J.A Pramuhendra, Bestrizal Besta, Sugiyo Dwiarso, dan masih banyak seniman lainnya. Inilah salah satu lukisan karya Sugiyo Dwiarso dengan judul "Rise Up"
Pasalnya, bangunan berlantai dua ini memiliki gaya arsitektur yang sederhana, minimalis, dan menarik. Dinding-dindingnya bernuansa warna yang kalem, yaitu cokelat dan putih menambah nilai elegan dari tempat ini. Tidak menunjukkan adanya keusangan dari bangunan tua yang ada sejak tahun 1822 ini.Â
Bangunan ini tentunya sudah disulap menjadi tempatnya yang apik dan cantik sehingga disetiap sudutnya sangat cocok untuk menjadi objek foto.Â
Tidak heran jika tempat ini selalu ramai dikunjungi terutama oleh para remaja yang ingin mengabadikan momen dan berfoto dengan latar belakang lukisan-lukisan indah di tempat yang terbilang aesthetic ini, kemudian di unggah
Seperti yang dikatakan Isti, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi yang ada di Semarang,
"Yang membuat aku tertarik sih keren aja tempat ini, aesthethic gitu, cocok buat foto-foto, intinya instagramable deh. Terus juga dengan biaya terjangkau udah bisa menikmati tempat yang bagus ini."
Semarang Contemporary Art Gallery ini memang rekomendasi tempat wisata budaya yang harus dikunjungi dan cocok untuk berbagai kalangan usia.Â
Disamping bisa menjadi tempat untuk berekreasi, bebas untuk foto-foto mengabadikan momen dan eksis mengunggah di media sosial, tempat ini juga sangat bermanfaat untuk menyadarkan banyak kalangan terhadap pentingnya mengapresiasi hasil-hasil karya anak bangsa.Â
Tidak menutup kemungkinan setelah mengunjungi tempat ini, banyak dari kita yang tergugah hatinya untuk menyuarakan indahnya karya seni anak bangsa melalui media sosialnya atau sekedar membagikan pengalamannya kepada orang lain.Â
Melalui hal ini, besar harapannya agar semangat berkarya anak bangsa akan semakin besar dan mereka akan semakin tergugah untuk menghasilkan karya-karya terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H