Dalam artikel ini, penulis akan membahas tentang personal branding hingga tips membuat CV (Curriculum Vitae) yang tepat dan benar berdasarkan informasi yang didapat dari live Instagram 'siaran langsung' antara Getstarted Narasi bersama dengan Patricia Setyadji, seorang Business Strategy & Expansion Lead di sebuah platform Glints Indonesia.
Apa sih yang disebut dengan Personal Branding?
Personal Branding merupakan ungkapan dari siapa diri kita serta bagaimana kita dapat menunjukkan kekuatan, kelebihan, atau kemampuan kita sebagai seseorang yang professional dalam bidang tertentu.Â
Penjelasannya ini dapat ditunjukkan kepada khalayak umum, calon atasan, HR "Human Resources" saat wawancara ketika melamar pekerjaan, dan atau rekan kerja kita.
Penilaian personal branding dapat dilihat melalui seberapa banyak kita bisa menunjukkan keahlian kita dari beberapa hal, seperti, pengalaman dan rekam jejak atau track record, hobi, pekerjaan, atau prestasi mengenai keahlian dan kemampuan yang kita miliki.
Lalu, bagaimana kita dapat mengembangkan kemampuan kita supaya dapat dijadikan sebagai personal branding yang bisa ditawarkan?
Tentunya kita harus melihat kekuatan dan kemampuan kita. Setidaknya kita mampu menguasai skill yang kita miliki jauh diatas rata-rata orang lain. Untuk mencapai hal tersebut, kita harus terus mengasah skill yang kita punya.
Dapat dikatakan bahwa semakin kita ahli dalam suatu bidang, maka kita akan terlihat semakin berkompeten. Tentunya hal tersebut lambat laun akan menjadi personal branding. Oleh karena itu, ketika sudah menemukan hobi yang dapat menjadi passion dan skill kita, jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan berlatih.
Personal Branding merupakan salah satu indikator penting saat melamar pekerjaan atau magang. Komunikasi pertama pelamar kerja dengan perusahaan adalah melalui curriculum vitae dan cover letter. Â Pelamar harus dapat menunujukkan bahwa dia ahli dalam suatu bidang dan memiliki kelebihan disertai pengalaman yang relevan dengan skill dan posisi yang dilamar melalui kedua hal tadi.
Sebagai contoh, memiliki kemampuan  copywriting, keahlian itu harus dibuktikan dengan pengalaman yang relevan dan bagaimana hasil kontribusinya. Misalnya berpengalaman menjadi copywriter di sebuah online shop, kemudian berdasarkan hasil konten dan copynya yang kreatif serta menarik, peminat yang berdampak pada penjualan barang di olshop tersebut meningkat 30% dari sebelumnya.  Nahitulah salah satu alasan mengapa pelamar diundang untuk wawancara bersama HR.
Sementara itu, para fresh graduate yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman bekerja, bagaimana cara untuk menunjukkan personal brandingnya?
Dalam hal ini dapat dilihat dari pengalaman aktif beorganisasi atau magang yang diikuti selama perkuliahan. Mengikuti pelatihan untuk mengasah kemampuan, mengikuti seminar, menjadi volunteer dan kerja sosial. Selain itu,  Soft skill yang dimiliki, seperti berpikir kritis, komunikasi yang baik, kepemimpinan, public speaking.Â
Tidak menutup kemungkinan dilihat dari IPK yang didapatkan. Selain itu, harus memiliki sikap atau attitude yang baik. Faktor-faktor tersebut yang dapat dijadikan sebagai personal branding bagi fresh graduate.
Tentunya kita harus terus mempelajari, mengasah, dan meningkatkankan skill dan pengalaman yang kita miliki karena tidak ada yang sia-sia ketika mempelajari sesuatu.
Personal branding ini dapat ditunjukkan melalui berbagai cara dan media, salah satunya melalui Curriculum Vitae.
Dilansir dari id.m.wikipipedia.org
CV ini dikirim melalui berbagai cara, salah satunya melalui alamat email perusahaa. CV yang dikirimkan, memiliki dua kemungkinan cara untuk dibaca. Pertama, dibaca langsung oleh para recruiter. Kedua, menggunakan sistem ATS (Applicant Tracking System) yang merupakan sistem perangkat lunak untuk screening atau mendeteksi CV melalui kata kunci yang dicantumkan.
Tentunya ketika membuat CV, sebaiknya, sesuaikan dengan tujuan kita. Di perusahaan seperti apa yang akan kita lamar atau ingin mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, bergabung dengan organisasi dan komunitas yang wajib mencantumkan CV ketika mendaftar.
Pada artikel ini akan menjelaskan cara penulisan CV agar dapat terdeteksi oleh sistem ATS.
Menggunakan design yang simple, berwarna dasar putih, font warna hitam.
Jika CV terlalu menggunakan banyak bentuk, gambar, grafik, dan warna-warna mencolok, kemungkinan besar tidak akan terdeteksi oleh sistem ATS.
Maksimal 2 halaman
Sebaiknya, hindari membuat CV dengan jumlah halaman lebih dari 2 lembar. Semakin banyak kata dan halaman, akan semakin kecil kemungkinan terdeteksi di sistem ATS.
Menggunakan bahasa Inggris
Sebagian besar CV yang menggunakan bahasa Indonesia tidak dapat terdeteksi melalui sistem ATS.
Mencantumkan headlineÂ
headline diletakkan dibawah nama, sebelum alamat, email, dan nomor hp. Cukup cantumkan 1 paragraf dengan 50 kata. Bagian ini menjelaskan tentang perkenalan diri dan  posisi yang akan dilamar serta skill dan pengalaman relevan yang dimiliki. Jika belum memiliki pengalaman, dapat dicantumkan nama, skill, jurusan, dan fokus pada hal yang menunjukkan bahwa kita adalah sosok orang yang mau belajar dan berkembang.
Lebih baik tidak menggunakan foto jika tidak menjadi syarat wajib
Karena hal itu akan membuat banyak keterangan lain yang tidak dapat dibaca oleh sistem. Akan tetapi, jika harus menggunakan foto, gunakanlah foto yang professional
Tidak perlu mencantumkan alamat lengkap, cukup cantumkan nama kota
Hal ini untuk menghindari adanya penyalahgunaan
Cantumkan prestasi dan pengalaman yang relevan dengan posisi yang dilamar
Sebagai contoh, posisi yang dilamar adalah design graphic, maka bisa mencantumkan pengalamanseperti magang atau mengikuti training menjadi graphic designer.Â
Cantumkan soft skill dan hard skill yang dimiliki
Kemampuan baik soft skill dan hard skill tidak perlu diberi penilaian sendiri tentang seberapa mahir keahlian tersebut. Karena hal ini bersifat subjektif sebagai manusia. Namun, apabila kemampuan itu disertai dengan bukti dari situs resmi seperti saat mengikuti TOEFL dan menghasilkan nilai.Untuk membuktikan skill yang kita miliki, sebaiknya cantumkan pengalaman dan pengaruh dari kontribusi kita dalam posisi tersebut.
Cara membuat CV sesuai standar sistem ATS berfungsi untuk mengantisipasi  ketika kita melamar di sebuah tempat yang akan menjadi tujuan. Jika tidak tercantum informasi menggunakan ATS atau tidak dalam pembacaan CV, maka sebaiknya gunakanlah standar pembuatan CV yang sesuai dengan sistem.
Untuk melihat seberapa tepat dan benar CV yang kita buat, dapat menggunakan situs online untuk mendeteksi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI