Mohon tunggu...
Asma UlHusna
Asma UlHusna Mohon Tunggu... Lainnya - prai phon

berasal dari padang, sumatera barat berkuliah di sekolah tinggi pariwisata trisakti, jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Mengenal Keunikan Makanan Khas Tanimbar Kei, Maluku Tenggara

8 Juli 2021   07:47 Diperbarui: 8 Juli 2021   07:50 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalkan nama saya Asma Ul Husna, D4 Usaha Perjalanan Wisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti( STPT ). Saya adalah salah satu penerima Beasiswa Unggulan 2017 dari Kemdikbud. 

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai salah satu makanan khas dari Tanimbar Kei, Maluku Tenggara.

Hotong atau dengan nama latin setaria italica  atau yang biasanya disebut botan oleh masyarakat setempat adalah makanan khas desa Tanimbar kei, yang merupakan tanaman pangan dengan kandungan karbohidrat hampir sama dengan beras tetapi memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding beras, hotong tidak membutuhkan penanganan khusus dan mudah tumbuh pada daerah kering dan berbatu. Hotong dahulu oleh masyarakat di makan sebagai pengganti nasi tetapi di era moderen ini masyarakat mengolah hotong dicampur dengan beras. Hotong bukan hanya sebagai makanan bagi masyarakat tanimbar kei tetapi hotong di pandang sakral dan dihadirkan pada setiap ritual-ritual adat.

Penanaman hotong dilakukan setiap tahun di awali dengan ritual-ritual adat, seluruh masyarakat turut andil dalam setiap prosesnya. Ritual adat penanaman hotong di pimpin oleh dua orang pemimpin atau tua adat yang disebut malin ankod dan setiap tiga tahun berkuasa diganti dengan yang lain. Seorang malin ankod atau pemimpin tetua adat dipilih berdasarkan garis keturunan.

Nantiya hasil panen hotong akan di simpan dalam lumbung desa, salah satu rumah adat yang berfungsi sebagai lumbung desa yaitu rumah adat rahan teli. Pengembalian hotong pada lumbung desa hanya di lakukan oleh perempuan biasanya di pilih perwakilan dari setiap rumah adat.  Hotong yang berada dalam lumbung akan digunakan saat upacara- upacara adat atau jika terjadinya krisis ekonomi dan masyarakat mengalami kesulitan makanan serta untuk membantu masyarakat dari tempat lain yang mengalami kesusahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun