Berita viral saat ini salah satunya adalah konprensi Pers Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tentang adanya perencanaan kudeta terhadap ketua umum partai Demokrat (PD). Tak tanggung-tanggung AHY yang merupakan Ketum PD saat ini mesinyalir ada terlibat orang lingkaran istana.
Kemudian dari beberapa tuit kader Demokrat, misalnya Andi Arief dan beberapa lainnya, terang-terangan menyebutkan Ketua KSP, Jenderal Moeldoko terlibat.
Berikut screenshot cuitan Andi Arief:
Dalam konfirmas Pak Moeldoko yang disiarkan beberapa TV nasional mengatakan bahwa pertemuan hanya kebetulan saja di rumahnya. Bahkan Pak Moeldoko menyebutkan, hanya mendengar saja curhatan tamunya.
"Konteknya apa saya juga nggak mengerti. Dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian memang saya suka pertanian. Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya saya dengarkan saja,"cuplikan dalam video konfirmasi pak Moeldoko.
Namun demikian, menurut kader demokrat, pertemuan tentang yang disampaikan AHY, pernah terjadi di sebuah hotel.
Mungkin publik agak terkejut bila benar pak Moeldoko punya keinginan mengkudeta ketum PD. Apalagi, biasanya yang mengkudeta itu sebenarnya anggota demokrat sendiri bukan orang lain. Pertanyaan apakah Pak Moeldoko anggota PD saat ini? Bila bukan berarti istilah kudeta kurang tepat.
Bila kemudian dari PD punya bukti yang kuat bila Pak Moel terlibat. Berarti itu bukan kudeta, tetapi ada istilah lain. Misalnya persengkongkolan menjatuhkan AHY sebagai ketum demokrat yang dipilih secara aklamasi saat itu.
Namun demikian, meski PD kelihatan solid, tetapi sebelumnya juga pernah ada riak-riak berkaitan dengan kepemimpinan PD. Karenanya, barangkali pihak PD terutama pak SBY, saat ada bukti mengarah kearah itu, langsung cepat bergerak mengantispasinya. Tentu apa yang dilakukan sudah melalui perhitungan yang matang.Â
Tetapi apapun istilahnya, dalam dunia politik semuanya bisa terjadi. Apalagi pertarungan 2022 (bila jadi) dan terutama 2024.
Tapi perlu diingat juga. Bisa jadi isu ini akan menambah popularitas AHY dan PD sendiri. Â
Bagi kita yang awam politik, hanya mampu melihat  kemana arah angin saja. #djhst.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H