Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musim Pemilu (Pilkada) Guru Jadi "Primadona"

28 November 2017   22:36 Diperbarui: 28 November 2017   23:51 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum,banyak politisi dari berbagai partai bila sudah dekat pilkada atau pemilu dapat dipastikan mendekati guru. Tujuannya tentu untuk kepentingan partainya dalam mendulang suara.

Karena itu, maka dilakukan berbagai cara untuk menarik simpati para guru.Berbagai pendekatan dilakukan dilakukan politisi maupun partai pendukungnya. Baik secara simbolik, bikin modus, transparan dan agak kasar.

Sebagai contoh, bila sudah mendekati atau menjelang perhelatan seperti pemilu, pasti ada acara semacam seminar  misalnya. Tentu tema-nya berkaitan dengan pendidikan atau guru. Tetapi acaranya sudah disetting sedemikian rupa. Pada ujung-ujung ada agenda tertentu dari sponsor.

Terkadang even seperti pertandingan olah raga dan perlombaan lainnya muncul tiba-tiba sesuai agenda politik. Sebenarnya tidak menjadi persoalan. Tetapi kenapa biasanya even-even tertentu seperti itu tidak lakukan secara reguler.

Begitu pula janji-janji, misal berkaitan masalah-masalah yang dihadapi guru. Ada yang menjanjikan penambahan uang tunjangan kinerja dan sebagainya.

Banyak cara yang dilakukan untuk memperoleh simpati guru. Ada yang mendekati pimpinan organisasi guru. Bahkan yang ekstrim memanfaatkan kepala dinas pendidikan dan jajarannya. Tentu ini dilakukan, biasanya partai yang memiliki "power". Tentu yang partai-partai yang memiliki link kekeuasaan. Paling kurang dengan cara mengingatkan bahwa yang duduk di kursi itu bisa dapat digantikan kapan saja.

Pendekatan itu dilakukan untuk merebut hati para guru yang tersebar di seluruh pelosok daerah. Sebab, guru memiliki kualitas dan kuantitas untuk memenang konstestan tertentu. Namun, guru tak semudah itu dapat ditaklukkan. Sebagai seorang guru pertimbangan utamanya adalah program-program yang ditawarkan. @dj.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun