Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Black Friday" Kelabu di UK, Keponakan Saya Dirampok, UK Tidak Aman Juga Bagi Pendatang

25 November 2017   15:57 Diperbarui: 25 November 2017   18:20 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar jam 8.00 WIB tadi pagi  (Sabtu, 25/11), saya membuka akun FB.  Lalu saya melihat sebuah status kemenakan saya yang sedang kuliah di sebuah universitas daerah Coventry UK. Berikut ini isi Copy Paste Status keponakan:

  • "To all my friend who wants to contact me please do so through FB as i just being robbed and lost my phone and my bank card. luckily they let me keep my laptop coz i was begging hard. got a few hard punch on the face too"

Beberapa saat kemudian saya hubungi dia dan menanyakan keadaannya karena saat diperoti sempat dipukul beberapa kali. Berikut kronologis kejadian seperti yang dia Japri saya:

Bagi orang yang tinggal luar negeri terutama eropa dan amerika pasti sangat akrab dengan istilah "black friday", sehari setelah thanksgiving day pada kamis keempat bulan november. black friday yang dikenal sebagai hari "surganya" para shopper dikarenakan banyaknya tawaran diskon barang dari berbagai jenis, mulai dari fashion, elektronik, buku bacaan, dan berbagai barang lainnya. Istilah black friday pun mulai di adopsi oleh negara2 lain termasuk UK.
Sebagai seorang pelajar yang sedang menempuh pendidikan di UK tepatnya di Coventry University, tentu saja saya sangat menanti-nantikan datangnya hari in untuk berbelanja barang yg akan saya bawa pulang sebagai oleh-oleh ke Indonesia. Berbagai barang incaran jauh-jauh hari saya siapkan untuk.diburu diskonnya di hari ini. Namun siapa sangka, black friday ini benar-benar menjadi "Jumat Gelap" bagi saya

Jumat, 24 November 2017, mungkin menjadi hari yang akan selalu saya kenang seumur hidup. pukul 15.00 seusai bertemu dosen pembimbing tesis, saya pun bergegas menuju city centre untuk memburu barang bermerek murah untuk dibawa pulang. alhasil, sepasang sepatu nike huarache dan sebuah jaket hoodie berhasil saya dapatkan dengan diskon yang sangat besar. barang ini saya rencanakan sebagai oleh2 buat adik perempuan saya di indonesia. puas dengan barang yg saya dapatkan, sayapun bergegas.pulang.

Pada sekitar jam 5 sore. dikarenakan mendekati musim dingin, jam 5 sore sudah gelap atau setara jam 7 malam di jakarta. ditengah jalan pulang saya menyempatkan diri.membeli nasi kotak ala timur tengah sebagai makan malam. seperti biasa, saya lebih memilih jalan pintas yang memang agak sepi menuju ke rumah. jam 17.25 saya sampai pada suatu jalan kecil yang agak gelap, karna sudah sangat terbiasa melewati jalan ini, tidak ada pikiran negatif apapun terlintas didalam benak saya sesuatu yang buruk akan terjadi.

Baru beberapa langkah kemudian saya menyadari ada 3 orang mulai mendekati dan mencoba menarik barang belanjaan saya. terkejut dan sedikit panik, saya ditarik ke tempat yg agak gelap, terlihat samar2 wajah mereka masih sangat muda seumuran 17-20 tahun, satu memakai penutup wajah danberkulit.hitam dan dua lainnya berkulit kecoklatan. sembari meminta handphone dan dompet, sebuah pukulan mendarat di rahang kiri. melihat situasi 3 lawan 1 dan waspada jika satu dari mereka membawa senjata tajam, saya pun mencoba tenang , tidak melawan dan tidak berteriak. setelah mengambil handphone, mereka mulai mengambil dompet dan mengeluarkan kartu bank santander dan uang sekitar pound . sayapun.meminta mereka mengambil semuanya.kecuali kartu2 lainnya, termasuk kartu BRP, kartu mahasiswa dan atm bank BCA (Alhamdulillah mereka tidak tahu itu kartu bank).

Sementara itu yg lain mencoba membuka tas laptop sya dan mengingat semua proyek tesis saya disimpan di laptop tanpa di back up, saya pun meminta mereka utk tidak mengambil laptop. tampak terburu2 mereka memaksa saya memberitahu pin atm , yang secara polosnya saya beritahu. dua pukulan kembali mendarat dimuka. saya mencoba meyakinkan mereka itu memang benar2 pin asli karena tidak banyak uang tersisa di atm. mereka kembali merogoh baju sembari mencari uang lainnya, namun tidak berhasil menemukan apapun karna uang cash nya tersimpan di saku dibalik jaket tebal. lumayan banyak 300 pound yang pada awalnya saya niatkan untuk dimasukkan kedalam atm tapi saya batalkan.

Puas dengan apa yg mereka ambil, sebuah pukulan dan terjangan dikaki kembali mendarat membuat saya terjatuh sebelum mereka akhirnya kabur (bahkan nasi kotakpun dibawa). menyadari tidak ada luka yang berarti dan data tesis aman, saya memilih tidak mengejar pelaku dan kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah, saya sempat mengupdate status facebook tentang kejadian ini. teman-teman menyarankan saya menelpon polisi. beruntung saya masih memiliki handphone cadangan yg akhirnya saya pakai utk menelpon 911 dan mengadukan masalah ini ke polisi. 20 menit kemudian seorang petugas datang menjemput ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. dari pengakuan mereka bahwa pada malam yg sama juga Terjadi 7 kasus perampokan lainnya di daerah sekitar tempat kejadian tadi. polisi menanyakan apakah kasus ini dibawa ke pengadilan, saya memilih tidak mengingat tesis yang harus saya selesaikan dan bisa kembali ke indonesia bulan Desember depan.

Begitulah" Black Friday "kelabu keponakan saya yang saat ini sedang menyelesaikan kuliah di Coventry University UK. (Benar-benar Black Friday).

Terus terang, selama ini saya percaya Ingris dan umumnya di Eropa nyaman-nyaman saja seperti yang dipropagandakan. Karena katanya negeri di sana  sudah makmur. Ternyata tidak. Pengalaman kemenakan saya telah membuat saya tidak percaya. Ternyata di UK tidak senyaman yang say dan anda bayangkan.

Begitu pula, kemenakan saya sedang menanti PROFESIONALISME POLISI DI SANA. APAKAH MEREKA MAMPU MENEMUKAN PELAKUNYA. Sebab sebagaimana pengakuan polisi di sana malam itu ada Tujuh Kali Kejadian PERAMPOKAN... Duhh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun