Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memarahi Anak dengan Lembut

12 Juni 2011   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_113617" align="aligncenter" width="606" caption="Dok. Pribadi: Anandaku yang ke-3"][/caption]

Dunia anak-anak adalah dunia yang penuh dengan kegembiraan. Dunia mereka adalah dunia main-main. Bahkan bila sedang bermain mereka tidak peduli apa-apa termasuk harus makan dan pulang ke rumah (bila bermain ke rumah teman). Dunia ini bukan hanya milik anak orang kaya saja, tetapi juga milik semua anak. Apakah orang tuanya kaya atau tidak.

Kenapa seperti itu, karena mereka merasakan tidak ada problem yang harus di pikirkan. Semuanya berjalan sebagaimana adanya. Hanya saja masalah yang mereka hadapi adalah ketika keinginan untuk bermain-main tidak ada. Atau ketika tidak terpenuhi segala kutuhan yang mereka perlukan untuk bermain.

Kita sering melihat seorang anak merengek-rengek kepada ibunya untuk membeli mainan ini dan itu. Apalagi mainan itu sudah terlebih dahulu dimiliki oleh temannya yang lain. Atau mungkin saja melihat sesuatu mainan yang membuat mereka tertarik.

Namun demikian, tidak semua anak yang merengek-rengek kepada orang tuanya karena meminta mainan-mainan. Bisa jadi karena kurang enak badan atau sakit. Penyebabnya bermacam-macam, bisa jadi kerena terlalu lelah atau mungkin saja ada sesuatu yang terjadi pada diri mereka. Mungkin yang terakhir ini sering dihadapi oleh orang tua terutama seorang ibu dimana anaknya masih sangat kecil.

Kemudian bila anak-anak kita pada usia TK apalagi SD tidak jarang juga membuat sesuatu hal yang menurut orang tua tidak boleh dilakukan. Misal, tidak mendengar apa yang dibicarakan orang tuanya dan lain sebagainya.

Nah, karena hal-hal seperti itu tidak jarang orang tua merasa sangat kesal atau geram kepada anak-anaknya. Karena tidak sabar dengan kondisi seperti itu membuat banyak orang tua yang tiba-tiba naik spaning sehingga dengan serta merta memerahi anak-anaknya. Hal-hal seperti ini sangat sering kita dapati. Atau (mungkin) kita rasakan semasa kecil kita dulu. Karena tingkah polah kita tidak jarang kita kemudian kena “semprot”. Baik kalau hanya melalui kata-kata, tetapi tidak jarang untuk itu tangan orang tua bermain, apakah cubit, pukul sedikit, atau sampai pada tahap memukul dengan keras.

Sebenarnya, bila orang tua seperti itu sedikit saja mau bersabar dan mau memikirkan kenapa itu bisa terjadi maka tidak ada permasalahan yang berarti menghadapi anak yang dikategorikan nakal atau bandel. Sebab semua persoalan anak ada pada orang tua. Mungkin orang tua tidak bisa memahami anaknya. Tidak banyak waktu buat anak-anaknya. Bilapun banyak waktu, mungkin karena orang tua terlalu capek. Atau memang karena orang tua memiliki banyak masalah terutama dengan pekerjaan mereka. Lebih gawat lagi kalau orang tua anak-anak sedang terlibat skandal cinta dengan orang lain. Semuanya memungkinkan. Sehingga anak-anaknya di rumah kurang mendapat perhatian.

Bila orang tua mampu memahami anak-anaknya. Atau dengan kata lain dekat dengan anak-anaknya. Pasti hal-hal yang tidak diinginkan itu peluangnya sangat kecil sekali.

Namun demikian banyak juga orang tua yang bertanya-tanya. Apakah anak-anak tidak boleh dimarahi sama sekali? Tentu jawabannya boleh-boleh saja. Hanya saja dalam memarahi mereka haruslah yang mengandung nilai-nilai edukasinya. Sebab dengan itu akan membuat mereka bisa memahami kesalahan-kesalahan mereka. Berikan sanksi-sanksi yang membuat mereka berpikir dan dengan suka rela menyadari kesalahannya (bukan sadar yang dipaksakan). Hal yang tidak diinginkan bila memarahi mereka seenak orang tua, bukan ada perubahan-perubahan yang terjadi malah akan muncul dendam kesumat pada orang tuanya. Lebih tidak diinginkan lagi, prilaku orang tua seperti itu akan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itu, bila anak-anak kita harus juga dimarahi. Maka marahilah mereka dengan lembut. Tatap mata mereka dengan penuh keteduhan dan kasih sayang. Bukan dengan tatapan mata yang merah seperti mata harimau mau memangsa. Belai mereka dengan lembut. Peluk mereka dengan penuh kedamaian. Alirkan denting cinta ke dalam darah mereka yang sedang mengalir. Sehingga kelak ketika mereka juga akan memperlakukan hal yang sama kepada anak-anak mereka atau orang lain yang ada di sekitanya (DJH).

Kunjungi Juga: http://www.husita.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun