Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Lewat Spanduk

27 Januari 2011   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296143501828600609

[caption id="attachment_87363" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: http://www.metrotvnews.com/bank_video/newsvideo/video_thumb/121397_1.jpg"][/caption] Berbagai macam dilakukan oleh anak negeri ini dalam menjawab persoalan bangsa. Terakhir kita dengar berita para pendukung pemerintah telah membuat sejumlah sepanduk yang dipasangkan di 99 titik di Jakarta. Tentu saja isinya adalah mengembalikan citra dan marwah pemerintah yang dianggap telah disemena-menakan dan difitnahkan. Tentu dalam alam demokrasi hal semacam itu sah-sah saja saja dilakukan oleh berbagai komponen bangsa ini dalam mengekspresikan diri dan wacana.

Namun ada satu yang mungkin kita lupa bahwa sebenarnya pemasangan spanduk seperti itu bisa membuat jurang pemisah yang semakin dalam diantara sesama kita. Mungkin, semua orang bertanya-tanya apa makna dari semua itu. Apakah dengan memasang sampai beribu-beribu lembar spanduk dengan isi puja puji dapat merubah keadaan bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi.

Tentu kita sepakat bahwa kritik yang menjurus fitnah yang ditujukan kepada semua pihak termasuk pemerintah adalah budaya yang tidak sehat. Tetapi lebih tidak sehat lagi bila semua persoalan bangsa ini hanya mampu dijawab dengan kata-kata bukan dengan perbuatan nyata.

Okelah bila pemerintah telah banyak berbuat. Tetapi apakah semua itu telah dapat dirasakan secara nyata oleh sebagian besar rakyat? Padahal harus diakui sangat banyak persoalan negeri ini yang belum tuntas-tuntas diselesaikan. Belum lagi kita bicarakan masalah kemiskinan, masalah mafia hukum dan pajak yang diyakini sangat menyakiti hati rakyat dan sudah terang benderang di depan mata belum juga ada penyelesaian yang dapat menyenangkan dan memenuhi rasa keadilan. Apalagi masalah century yang belum jelas ujungnya.

Saya kuatir cara-cara menjawab persoalan bangsa dengan mengelar berbagai macam spanduk bisa menjadi bumerang. Sebab cara-cara seperti itu merupakan tindakan kontra produktif yang membuat rakyat semakin tidak simpatik kepada pemerintah. Bila kemudian apa yang dilakukan itu hanyalah untuk sebuah sensasi dan demi kepopuleran sesaat. Sungguh ini adalah sebuah kekeliruan dan patut kita sesalkan.

Saya kira untuk meningkatkan citra pemerintah yang perlu dilakukan adalah dengan cara bekerja lebih nyata lagi. Bukan hanya perang kata-kata lewat sepanduk yang mencerminkan tingkat kedewasaan kita. Rakyat tahu itu hanyalah pencitraan semata......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun