Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memberantas Mafia ala Uya Kuya

26 Januari 2011   15:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12960567142053152272

[caption id="attachment_87200" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: http://koimanmagic.files.wordpress.com/2009/11/64926_uya_kuya.jpg"][/caption]

ANGGAP saja tulisan ini sebagai sikap optimistis ditengah-tengah pesimistis kita terhadap kinerja para penegak hukum dalam mengungkapkan secara tuntas kasus mafia hukum maupun mafia pajak dinegara kita.

Kenapa kita katakan pesimis sebab banyak orang menyakini bahwa yang menjadi mafia di negara kita ini sudah sangat menggurita. Nampaknya bila mereka menggunakan cara-cara yang normatif untuk mengungkapkan itu semua sangat sulit dilakukan kalau tidak boleh dikatakan imposible. Banyak orang menduga bahwa mafia itu melibatkan oknum-oknum aparat penegak hukum. Jadi sangat sulit untuk diberantas. Apalagi ada istilah “menjaga kehormatan” lembaga.

Oleh karena itu, bila memang sangat sulit dilakukan secara normatif, kenapa tidak dicoba dengan melakukan cara-cara yang tidak lazim. Meskipun apa yang saya kemukakan ini pasti akan dianggap sebagai hal yang mengada-ngada. Tetapi bisa jadi, bila ini dilakukan mungkin dapat membantu para penegak hukum yang saat ini seolah-seolah kelihatan sangat pusing memikirkan cara-cara untuk menuntas kasus-kasus mafia seperti yang kita maksudkan itu.

Mungkin kita pernah melihat sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta nasional yang menayangkan sebuah acara yang bertajuk “Uya Memang Kuya”. Acara yang berbau magis itu dipandu oleh Uya Kuya sendiri itu sepertinya cocok juga bila dicoba untuk membongkar mereka-mereka yang sedang menutup mulut rapat-rapat.

Bayangkan saja, dalam acara tersebut seorang Uya Kuya mampu membongkar rahasia yang terpendam dalam diri seseorang. Pada acara itu biasanya Uya Kuya melakukan ditengah-tengah keramaian orang dengan menghipnotis seseorang. Terlepas dari sebuah rekayasi, pada umumnya Uya Kuya membongkar rahasia pasangan seorang kekasih. Sehingga semua yang terpendam dalam diri seseorang itu terbongkar semua. Hal yang aneh bagi kita yang tidak tahu menahu dunia magis adalah apa yang diungkapkan di alam bawah sadar oleh siobjek tontonan banyak yang dibenarkan ketika dia sadar. Bahkan ada yang berakibat fatal, misalnya diantara mereka saling marahan.

Nah, bila metode aneh ini dapat juga dicoba oleh mereka yang katanya sedang giat-giat membongkar tuntas kasus mafia hukum dan mafia pajak. Apalagi, dalam rangka melaksanakan 12 instruksi presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Saya kira ini juga menjadi salah satu usaha untuk menunjukkan keseriusan mereka. Biar tidak ada rekayasa, sebaiknya dilaku secara tiba-tiba dimuka umum dengan diliput secara live oleh semua stasiun TV. Sehingga transparan karena disaksikan oleh semua rakyat Indonesia. Sebab dilakukan secara tertutup bila yang diungkapkan itu kena pejabat-pejabat teras takut akan ada rekayasa.

Hal yang pertama dilakukan saya pikir dapat dimulai dari Gayus sendiri yang saya kira masih belum banyak rahasia yang dia simpan terungkap. Bisa jadi kemudian diikuti dengan memeriksa Cirus Sinaga yang katanya juga menyimpan banyak rahasia. Apalagi menurut pengakuan Gayus usai hakim membaca amar putusan terhadap dirinya, banyak pihak yang tidak berani memeriksa Cirus karena takut terbongkar rekayasa kasus Antasari Azhar.

Saya kira, bila kita memang benar-benar mau membersihkan mafia sampai tuntas. Apa salahnya, metode aneh ala Uya Kuya patut juga dicoba. Paling kurang dapat membantu pihak penegak hukum, termasuk satgas pemberantasan mafia hukum untuk memulainya kembali dari mana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun