[caption id="attachment_244836" align="alignleft" width="300" caption="Sumber Gambar: http://2.bp.blogspot.com/_J0bHGvExvis/SVr2n7POa3I/AAAAAAAAAAc/WM1-YH8DMkc/s320/wallpaper_ui02.jpg"][/caption]
Ah, film animasi hasil kreatif anak negeri seberang Malaysia telah membuat anak-anak dan bahkan orang tua Indonesia terpesona. Meskipun film itu sudah berulang-ulang diputar di sebuah stasiun TV swasta Indonesia ternyata tidak menyurutkan keinginan masyarakat Indonesia baik anak-anak, remaja dan orang tua untuk menyaksikannya kembali.
Bahkan kata-kata dengan logat melayu yang sering diucap oleh salah satu tokoh utama dalam film animasi itu juga menjadi kata-kata yag sering ditiru oleh masyarakat Indonesia, misalnya kata: betul, betul, betul atau kata-kata: oh sedaapnye dan lain sebagainya.
Terus terang film Upin dan Ipin telah hampir menghipnotis bangsa Indonesia. Tidak hanya orang-orang desa yang memang haus terhadap tontonan menarik tetapi juga orang-orang kota ikut larut dengan film yang penuh kocak khas gaya orang melayu (betul,betul,betul?).
Kenapa Upin dan Ipin begitu boming di negara kita? Jawabannya dapat berbagai macam. Pasti ada yang menjawab karena kelucuannya, ada yang menjawab karena karekter upin dan ipin yang beda dari yang lain. Atau karena ceritannya yang alami dimana mengangkat cerita orang kampung dengan segala keluguannya. Orang Indonesia suka karena memang cerita yang disuguhkan dalam film itu tidak jauh berbeda dengan kejadian-kejadian sehari orang-orang Indonesia. Artinya dari segi ini tidak dapat terbantahkan antara Indonesia dan Malaysia memiliki selera yang sama.
Disisi lain, dengan munculnya film Upin dan Ipin itu membuktikan kepada kita bahwa orang-orang Malaysia juga sudah bangkit dalam bidang sinema terutama bidang sinema animasi. Padahal jauh sebelumnya, tidak pernah film-film Malaysia termasuk film animasi memikat hati bangsa Indonesia. Karena memang filmproduk-produk Malaysia selama itu selalu kalah dengan film-film produk Indonesia. Cerita yang sangat menjemukan membuat film-film Malaysia tidak disukai di Indonesia. Sehingga selama ini, Indonesia menjadi kiblat bagi orang-orang Malaysia dalam urusan perfilman.
Tetapi nampaknya dari hari ke hari hal ini juga akan berubah. Seperti juga dulu, di mana sampai awal-awal tahun sembilan puluhan banyak generasi muda Malaysia yang menuntut ilmu di Indonesia. Bukan hanya di perguruan-perguruan tinggi ternama seperti ITB dan yang lainnya, di universitas tidak ternamapun banyak anak muda malaysia menuntut ilmu di Indonesia. Pemandangan yang sudah sangat terbalik, dimana banyak sekali generasi muda kita yang belajar ke Malaysia.
Dan, Malaysia, sejak tahun 2004, mereka telah menargetkan sebanyak-banyaknya mahasiswa dari negeri lain terutama dari Indonesia dapat belajar di Malaysia. Bahkan untuk itu pemerintah Malaysia memberi kemudahan-kemudahan kepada mereka yang belajar di sana. Bukan saja kemudahan bagi pelajar itu sendiri, tapi juga termasuk bagi keluarga mereka. Saya pikir, tujuan mereka selain ada keuntungan dari segi devisa negara juga menjadi ajang promosi bagi negaranya.
Sepertinya memang orang-orang Malaysia tidak mau tidur dalam hal membangunnegaranya. Mereka ingin agar negaranya bangkit agar sejajar untuk mencapai kemakmuran. Bangkit yang mereka pahami bukanlah bangkit yang hanya pemanis kata-kata saja. Tetapi bangkit dengan pemngertian yang sebenar-benarnya. Namun dalam hal ini sangat jauh berbeda dengan kita, kata-kata bangkit hanya ada dalam lagi Indonesia raya saja. Sampai saat ini pengertiannya juga masih sangat mengambang. B
Berkaitan dengan ini, ketika Perdana Menterinya Mahathir Muhammad, selalu dalam pidato-pidatonya, membangkitkan semangat rakyatnya untuk terus bangkit. Sepotong kalimat yang masih sangat saya ingat, kurang lebih seperti ini: Rakyat Malaysia tidak boleh malas dan Negara masih membutuh kerja keras dari seluruh rakyatnya untuk mencapai kejayaannya.
Bukti betapa mereka ingin selalu bangkit, bahwa dalam setiap kesempatan mereka dengan bangga meneriakkan kata-kata: “Malaysia Boleh”.
Saya masih ingat, ketika sekitar tahun 2003 mengikuti suatu pelatihan di Negara jiran itu. Saya ingin katakan bahwa memang dunia pendidikan di sana sangat diperhatikan. Bahkan mulai 1 Januari 2004, seluruh buku-buku sains untuk murid-murid tingkat SLTP kita sudah ditulis dalam bahasa Inggris yang sebelumnya banyak terdapat dalam bahasa Melayu. Terus terang dalam hal ini, Malaysia sudah melaju beberapa tingkat dari kita.
Kembali pada film Upin dan Ipin, Artinya dalam dunia sinema juga kemudian bangsa Malaysia mau meninggalkan Indonesia. Saya yakin, seandainya bangsa Indonesia bisa lebih kreatif dengan melakukan penggalian-pengalian terutama dalam hal film animasi ini, akan menghasilkan inovasi film-film yang kurang lebih sama dengan film upin dan ipin itu. Tetapi, sampai saat ini itu belum pernah muncul. Padahal kita pernah juga jaya dengan film si Unyil yang juga menghebohkan dunia melayu. Tetapi setelah itu tidak ada muncul tokoh-tokoh lain yang lebih mengena seperti film Upin dan Ipin. Dalam hal ini, film Upin dan Ipin menjadi ironi bagi kita.
Hal lain yang paling menarik dari kenyataan yang ada di dalam masyarakat kita akibat magma film Upin dan Ipin ini banyak masyarakat kita yang tidak peduli, apakah saat ini Negara dan bangsa kita sedang direndahkan oleh Malaysia. Bahkan ada yang khawatir bila terjadi konfrontasi dengan Malaysia, mereka takut film Upin dan Ipin tidak dibolehkan lagu beredar di Indonesia. Ironi sekali………
31 Agustus 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H