Mobil listrik hemat biaya operasional? Iya, betul. Sangat hemat. Â Gambaran sederhananya adalah sebagai berikut, harga listrik per KWH (Kilowatt hour) kalau kita isi sendiri dirumah sekitar Rp 1650 per KWh, sedangkan kalau ngisi di SPKLU harganya bervariasi. Â Antara RP 1650 sampai RP 2500 per KWh.
Dengan besaran harga tersebut mobil bisa menempuh jarak antara 6 kilometer sampai dengan 9 Kilometer per kilowatt hour, tergantung merek mobil, gaya mengemudi serta kondisi jalan. Jadi untuk setiap Rp 1650 sampai dengan Rp 2500, - mobil bisa menempuh jarak 6 kilometer sampai 9 Kilometer.
Dan kalau kapasitas simpan baterai mobil adalah 50 Kwh sampai dengan 80 Kwh, maka rata-rata daya tempuh untuk setiap mobil listrik antara 350 kilometer sampai dengan 700 kilometer, tergantung merek mobil.Â
Bandingkan dengan penggunaan bahan bakar minyak paling murah, misalnya PERTALITE yang per liternya RP 10.000. Daya tempuh paling hemat 14 Kilometer per liter. Â Jauh beda dongg. Apalagi kalau diisi BBM oktan lebih tinggi, misalnya Pertamax atau Shell Super yang per liternya antara RP 12.000 sampai dengan RP 14.000. Tambah jauh lagi selisihnya.Â
Dan untuk pemakaian dalam kota mobil listrik bisa lebih hemat, karena sistem pengereman regeneratifnya bekerja maksimal menambah supply daya. Sedangkan mobil konvensional makin macet makin boros.
Kedua, mobil listrik tidak perlu ganti oli mesin, transmisi dan lain-lain.
Pendeknya, dari segi perawatan pun mobil listrik mudah dan lebih murah.
Tapi apakah mobil listrik ramah lingkungan?
Owh...nanti dulu! Memang mobil listrik tidak mengeluarkan gas karbon yang bisa mencemarkan udara, akan tetapi kalau ditelisik lebih jauh, kita perlu tahu sumber listrik yang diperoleh.Â
Kalau pembangkit listrik masih menggunakan energi fosil ya tetap gak seberapa ngaruh terhadap kelestarian lingkungan. Berapa banyak polusi yang dihasilkan PLN untuk memproduksi tiap Kilowatt listrik? Nah, ini sama aja dengan hanya pemindahan sumber polusi. Kalau sebelumnya polusi terjadi di jalan, maka kini pindah ke gardu induk pembangkit listrik.
Lain cerita kalau dalam memproduksi listrik menggunakan energi terbarukan. Misalnya energi matahari atau energi angin. Syukur kalau dari hasil pengolahan limbah, lebih bagus.
Jadi sudahlah itu segala kebijakan keringanan pajak mobil listrik kalau alasannya demi keramahan lingkungan hidup.
Selama PLN memproduksi daya menggunakan energi fosil dan batubara, saya rasa mobil Hibrida adalah alasan kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan pengurangan gas karbon. Karena mobil hibrida bisa memproduksi listriknya sendiri dengan energi kinetik melalui sistem pengereman regeneratif. Pada plug in hybrid bisa juga dicolok ke listrik rumah, tapi daya tempuh murni dengan mode EV terbatas. Antara 20 km sampai 35 km, tergantung merek. Daya tempuh mode Ev semakin panjang ketika mobil di pakai di kemacetan tatkala kondisi STOP and GO.
Apakah boleh beli pembangkit listrik sell surya untuk dipasang di rumah?Â
Menurut kesaksian beberapa teman boleh saja pasang listrik sell surya,  asal off grid (tidak menyambung dengan dengan instalasi listrik  yang dari PLN). Dan untuk pemasangan ini kita musti menyiapkan battery yang lumayan banyak dan mahal, tergantung kebutuhan.Â
Meskipun begitu menurut sumber yang layak di percaya, kita bisa juga menyambung sell surya secara on grid, tapi musti meminta izin ke PLN.Â
Setelah mempelajari fakta diatas, mari kita bahas tentang jenis-jenis mobil Electric Vehicle serta Hybrid.Â
Mild Hybrid Vehicle
Pada jenis kendaraan ini terdapat dua mesin, yaitu mesin internal combustion dan mesin listrik berbentuk motor listrik. Dasarnya kedua mesin ini bisa bekerja bersamaan, tapi mesin listriknya tidak bisa bekerja secara mandiri. Mesin listrik diperlukan tatkala mobil butuh tenaga ekstra, serta untuk menggerakan mobil dari berhenti untuk sekedar start awal dan bergerak seperlunya. Tugas selanjutnya akan diambil alih secara otomatis oleh mesin pembakaran dalam atau internal combustion. Mobil jenis ini umumnya disebut mild hybrid.
Untuk pengisian baterai, tidak diperlukan daya listrik dari luar. Tapi melalui energi kinetik ketika melakukan pengereman atau ketika mobil mobil melewati jalan yang menurun. Mobil jenis ini tidak terdapat charging port untuk mengisi daya. Dengan begitu terjadilah  penghematan daya yang akan berimbas pada pengurangan polusi udara oleh sisa pembakaran.Â
Untuk konsumsi BBM pada mobil jenis ini sekitar 14 kilometer per liter sampai sampai 20 kilometer per liter. Tergantung kondisi jalan dan cara mengemudi.
Paralel Plug in Hybrid Vehicle
Pada jenis kendaraan ini selain kedua mesinnya bisa bekerja bersamaan untuk membantu memasok tenaga ke mesin pembakaran dalam (Internal Combustion), bisa juga bekerja secara mandiri dengan jarak tempuh tertentu yang tidak bisa terlalu jauh, tergantung kapasitas baterai. Berkisar antara 25 kilometer sampai dengan 35 kilometer, sebelum akhirnya tugas utama digantikan oleh mesin pembakaran dalam.Â
Untuk sumber pengisian, bisa dilakukan oleh listrik eksternal dari listrik rumah melalui charging port.Â
Selain diisi secara eksternal, baterai pada mobil plug in hybrid juga bisa diisi dengan energi kinetik ketika mesin melakukan pengereman. Efeknya, konsumsi bahan bakar minyak sangat hemat dan polusi yang ditimbulkan bisa dikurangi. O ya, mobil seperti ini termasuk dikategorikan dalam parallel hybrid.Â
Untuk konsumsi BBM jenis mobil jenis ini adalah 19 kilometer per liter sampai dengan 25 kilometer per liter.
Serial Hybrid Vehicle
Kalau pada dua sistem hybrid yang sudah kita bahas di atas disebut para parallel hybrid, maka ada satu lagi jenis mesin hybrid yang disebut sebagai serial hibrid. Mobil serial hybrid sejatinya digerakkan sepenuhnya oleh motor listrik secara mandiri. Masalahnya, untuk memasok yang dipakai memasok  daya listrik ke dalam baterai mobil  adalah generator berupa mesin pembakaran dalam.Â
Jadi mesin pembakaran dalam tidak ada hubungan apapun dengan roda. Yang menggerakan roda murni motor listrik. Tugas mesin pembakaran dalam hanya sebagai generator. Sejauh ini mobil serial Hybrid yang dijual di tanah air baru Nissan Kicks e-Power.Â
Pada satu  test drive, diperoleh angka 18 kilometer per liter.Â
Battery Electric Vehicle
Pada jenis kendaraan ini mobil 100 persen digerakkan oleh motor listrik. Untuk pengisian daya bisa menggunakan wall charger atau di SPKLU seperti yang sudah ditulis dibagikan awal tulisan. Â
Untuk kehematan operasional, sudah jelas, jenis ini paling hemat diantara ketiga kendaraan yang sudah dibahas diatas.Â
Apakah ramah lingkungan? Kembali ke pokok bahasan awal dengan sebait pertanyaan, " Dari mana sumber listrik didapat? Kalau pasokan diperoleh dari power plant yang menggunakan energi terbarukan, atau dari power plant yang masih menggunakan energi fosil dan atau bahan bakar batu bara?"Â
Dari jenis-jenis kendaraan diatas, mana lebih ramah lingkungan?Â
Sejauh ini Jawabannya masih menggantung. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H