Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketiadaan Lokalisasi, Akhirnya Michat pun Digunakan sebagai Jalan Ninja untuk Prostitusi

13 September 2022   05:39 Diperbarui: 13 September 2022   05:48 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibanding kan media sosial berbasis pengiriman pesan yang lain, sebetulnya Michat punya keunggulan yang tidak dimiliki aplikasi perpesanan lain, whatsapp misalnya. Seperti yang sudah saya tulis diatas, Michat bisa menghasilkan  menghasilkan duit pulsa.

Sambil joging, apa salahnya diaktifkan fitur itu. Selain bisa mengukur langkah untuk takaran olahraga, bisa menghasilkan duit. Jadi ketika fitur menghitung langkah itu diaktifkan, maka Michat akan mulai menghitung langkah kita. Per seribu langkah, kita akan mendapatkan seribu koin yang bisa kita tukar dengan pulsa seluler. Keren kan?

Kesimpulannya, semua medsos tuh kayak pedang bermata dua. Bisa dipakai kebaikan. Bisa pula dipakai kemaksiatan. Ibarat batu. Ditangan orang baik bisa dipakai bahan pondasi bangunan, tapi ditangan orang temperamen bisa dipakai senjata pembunuh. Padahal cuma batu, bukan pistol.

Maraknya protitusi online ini ditengarai karena  sudah tidak ada lagi tempat prostitusi ( lokasilasi) resmi di tanah air.

Pelopor penutupan lokalisasi resmi di tanah air dilakukan oleh Walikota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini menutup lokalisasi Gang Dolly pada 19 Juni 2014. Langkah Bu Risma diikuti oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dua tahun kemudian, tepatnya 2016 yang juga menutup lokalisasi Kalijodoh.

Sejak saat itulah terjadi trend penutupan lokalisasi di tanah air oleh kepala daerah masing-masing.

Bagaimana paska penutupan itu? Tentu saja ribuan orang terancam kehilangan mata pencaharian. Di lokalisasi Gang Dolly misalnya, selain faktor internal yang merupakan pelaku bisnis esek-esek secara langsung seperti para PSK dan mucikari, terdapat juga ratusan orang lain yang selanjutnya disebut faktor eksternal yang terkena dampak.

Mereka adalah pedagang di sekitaran lokasilasi, tukang parkir, serta tukang becak yang biasa mangkal sekitaran lokalisasi.  

Apakah prostitusi hilang?

O tidak! Ini menyangkut easy money, duit gampang, Mereka tentu memakai segala cara untuk tetap bisa beroperasi lagi. Awalnya mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Lalu lambat laun seiring perkembangan teknologi, mereka menggunakan media sosial untuk menggaet pelanggan. Seperti yang saya sudah tulis, media sosial adalah cara gampang menjaring konsumen. Walau itu penuh resiko.

Dan sebelum Michat dikenal, di Twitter pun sudah bertebaran penjaja nikmat sesaat ini. Lantas kenapa hanya Michat yang di salahkan seolah-olah aplikasi 'mesum'? Entahlah,  ini pertanyaan keberapa yang saya tulis di artikel ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun