Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Kenapa Redbull dan Porsche Membatalkan Kerja Sama di Formula 1?

9 September 2022   22:56 Diperbarui: 12 September 2022   00:49 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebalap Red Bull asal Belanda, Max Verstappen, saat beraksi di F1 GP Azerbaijan yang berlangsung di Baku City Circuit, Minggu 12 Juni 2022. (Foto: AFP/OZAN KOSE via kompas.com)

Pada awal Mei lalu tersiar kabar dari petinggi VW Group, Hebert Diess, bahwa dua merk mereka, yaitu AUDI dan Porsche berniat masuk ke kancah Formula 1. Mereka merasa, bahwa 'DNA' kedua merk tersebut sangat cocok untuk mengikuti Formula 1.

Sekedar info, jauh-jauh hari sebelumnya, Porsche sudah pernah terlibat di lintasan Formula 1. Terhitung sejak tahun 1959 Porsche sudah masuk sebagai tim pabrikan. Tapi mereka mengakhiri debut pada musim 1964.

Mereka baru masuk lagi, hanya sebagai pemasok, mesin pada tahun 1984-1987. Begitupun bukan dengan label mesin Porsche. Melainkan di rebranding dengan TAG. 

Mesin tersebut dipasok ke tim asal Woking, yaitu Mclaren. Tersemat di sasis Mclaren dengan kode MP4/3 (1987), tapi anti klimaks pada musim 1987 setelah mereka menjuarai 1984,1985, 1986. Sedangkan juara konstruktor di rengkuh pada musim 1984 dan 1985. Muasim selanjutnya mereka hengkang. 

Perannya di Mclaren digantikan oleh Honda, yang selanjutnya membawa masa kejayaan Mclaren sepanjang sejarah tim.

Selepas Mclaren, pada tahun 1991 Porsche memasok mesin untuk tim Footwork hingga tahun 1996. Setelah sekian dekade absen di Formula 1, lalu tersiarlah kabar mengenai rencana keikutsertaan mereka kembali.

Sedangkan untuk AUDI, ini kali pertama ikut dalam Formula 1. Mereka pun akan turun sebagai tim pabrikan. Jadi mereka akan turun penuh, sebagai perancang sasis dan mesin, tida melibatkan tim manapun, selain nama mereka sendiri.

Akan tetapi, untuk Porsche, akan bergabung dengan Redbull. Setelah melalui serangkaian pembicaraan, akhirnya mereka mentok. Pembicaraan deadlock dan menghaslkan kata, " BATAL!" untuk Porsche sebagai mitra Redbull.

Foto: Redbull dengan logo Porsche. (Sumber: Therace/gridoto)
Foto: Redbull dengan logo Porsche. (Sumber: Therace/gridoto)

Musababnya adalah keinginan Porsche untuk membeli 50% saham Redbull ditolak mentah-mentah pihak Redbull, " Kami tidak berniat menjual tim!" Tegas Christian Horner, Team Principal Oracle Redbull racing.

Alasan paling masuk akal penolakan itu adalah kekawatiran Redbull apabila Porsche ikut masuk sebagai pemegang saham, nantinya secara teknikal akan banyak ikut campur. 

Bisa dimaklumi sih, sebab Redbull saat ini sudah dalam kondisi optimal dengan mesin Honda. Tak bisa diragukan lagi, bahwa Honda adalah power unit yang pas buat sasis Redbull rancangan maestro Adrian Newey.

Masalahnya kemungkinan besar pada musim 2026 nanti Honda akan hengkang. Redbull sudah merencanakan membangun pabrik mesin sendiri. Sebagai tim kaya, tentu sangat mungkin itu terjadi. Duit ada. Staff jenius tersedia. Fasilitas melimpah, kurang apalagi?

Masalahnya untuk membangun mesin F1 kan tidak sesederhana itu. Makanya ketika Porsche menyodorkan proposal kerja sama, mereka welcome saja.

Hal ini menambah percaya diri Porsche. Kerja sama dengan Redbull adalah hal ideal. Sangat ideal. Karena kompetitor Redbull adalah Mercedes, pabrikan Jerman yang akan menjadi 'target' Porsche dilintasan nanti. 

Tentu akan menarik. Karena Porsche tidak mau hanya Mercy yang menjadi pabrikan Jerman satu-satunya dilintasan setelah BMW hengkang. Tak main-main, group VW menurunkan dua merk sekaligus untuk menggempur Mercy, yaitu Porsche dan AUDI.

Tapi apa daya, keinginan untuk ikut menguasai saham Redbull mentok.

Kalau dilihat Skemanya, Porsche mungkin meniru langkah Mercy pada tahun 1995 ketika Mercy menyatakan kerja sama dengan McLaren serta membeli 40 % sahamnya. 

Mercy pun lebih longgar melakukan intervensi teknis ke dalam tim yang bermarkas di Woking tersebut. 

Termasuk menunjuk ILMOR untuk mendesain mesin buat sasis McLaren. Kelak, mercy berhasil membawa McLaren juara dunia 3x. 1998 dan 1999 melalui Mika Hakkinen, 2008 melalui Lewis Hamilton.

Seperti itulah yang diinginkan Porsche terhadap Redbull.

Satu hal yang menjadi perbedaan mendasar antara McLaren dan Redbull adalah, pertama, saat itu McLaren sedang dalam penurunan performa. Kedua, McLaren waktu itu memang sedang mencari supplier mesin yang pas.

Sedangkan Redbull, saat ini ada di kondisi puncak. Punya duit, punya posisi tawar. Tapi Redbull pun nggak menolak mentah-mentah keinginan Porsche untuk kerjasama. 

Redbull menginginkan Porsche sebatas rekanan pemasok mesin, atau mitra dalam pengembangan mesin Redbull. Nggak lebih dari itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun