Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Balap

Brawn GP: With or Without You

7 Juli 2022   18:06 Diperbarui: 7 Juli 2022   18:19 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi pecinta Formula 1 masa kini, mungkin hanya tahu Honda, bahwa mereka pemasok buat tim Juara, Redbull.

Dan seandainya Anda seorang yang sudah sangat senior, tentu tahu, paling tidak pernah dengar bahwa dimasa lampau ada satu-satunya tim Asia bernama Honda diantara kepungan tim Eropa dan dominasi mesin era Ford ( Seri DFV).

Momen itu terjadi pada GP Jerman pada musim 1964. ya, itulah pertama kali Honda terlibat dalam balapan Formula 1, sebelum akhirnya mereka undur diri pada musim 1968.

Honda bukan pemasok, saat itu Honda sebagai konstruktor. Sekali lagi, hanya seorang petrolhead yang tahu dengan baik tentang debut Honda yang tak lama.

Setelah mundur, Honda comeback, sebagai pemasok di era delapan puluhan.

Beberapa tim sempat di pasok mesin oleh Honda, diantaranya Williams, Lotus, Spirit dan terakhir membawa McLaren ke kondisi puncak pada tahun 1988 dan kerjasama mereka berakhir begitu saja pada tahun 1991, 

setelah meninggalkan sejumlah kenangan manis buat McLaren, Ayrton Senna dan Alain Prost yang merasakan bagaimana kencangnya mesin Honda yang dipasang pada sasis McLaren.

Selain kisah manis, ada kisah yang nggak enak didengar terkait rivalitas keduanya semasa di Woking (markas McLaren).

Tak lain adalah sikap Honda yang pilih kasih, memberi perlakukan khusus pada Ayrton Senna dengan settingan khusus pada mesin McLaren MP4 -4 sehingga mengantar Senna menjuarai seri mengungguli Prost.

Honda berhasil membawa tim-tim yang di pasok mesinnya menjuarai seri pembalap maupun konstruktor sedari tahun 1986 sampai dengan tahun 1991, dan mundur ketika di puncak!

Selesaikah kisah Honda di grid setelah 1991?

Belum!

Ada babak baru ketika mereka, bersama pabrikan rokok britis American Tobacco, mengambil alih Tyrell untuk dijadikan sebuah tim baru, yang kelak dinamakan BAR-Honda.

Pembalap juara dunia 1997, Jacques Villeneuve, pun direkrut masuk, berdampingan dengan Riccardo Zonta.

Dana besar dari pabrikan rokok, mesin hebat yang pada masa lampau disegani lawan, serta pembalap juara dunia, idealnya, sangat pas untuk dijadikan kandidat penantang juara dunia.

Tapi apa yang terjadi, hingga di musim kelima, tim tak kunjung menunjukan hasil seperti yang diinginkan. Alih-alih juara. Sampai akhirnya pada tahun 2005 serangkaian konflik dalam tim menyebabkan sponsor utama mereka, British American Tobacco, mundur, 

serta kepemilikan sahamnya di tim yang 55% di beli Honda yang berarti itu mewujudkan cita-cita Honda pada masa lampau  lagi per musim 2006. Yap! Mereka berdiri sebagai tim pabrikan. Honda! Tentu saja Honda saat itu bukan satu-satunya tim Jepang. Di grid ada Toyota yang performanya, yahh..gitu deh!

Lantas bagaimana performanya? Masih belum seperti yang diinginkan!

Pada bulan Juli 2007 mereka mengumumkan bahwa mereka tetap mempertahankan skuad pembalapnya, Jenson Button dan Rubens Barrichello, serta memasukkan sebuah nama yang legendaris di Formula 1, yaitu Ross Brawn! Brawn, bukan Brown!

Brawn adalah mantan technical director di Ferrari, bersamanya Ferrari bisa melaju tak terbentung dari tahun 2000-2004 memuncaki klasemen konstruktor dan pembalap.

Akhirnya mereka memulai babak baru pada musim 2008, sengan team principal yang baru pula.

Tapi lagi-lagi Honda membuat 'surprise'.

Mereka mundur dari kancah setelah menyelesaikan musim 2008.

Honda RA108, karya Brawn pertama di Honda. (Foto: Honda Global)
Honda RA108, karya Brawn pertama di Honda. (Foto: Honda Global)

Ada pertanyaan yang cukup membuat saya susah tidur tentang keputusan Honda mengakhiri musim 2008 dengan mundur dari F1.

Pertama, apakah itu keputusan yang prematur dan wujud rasa putus asa, karena setelah sekian lama berkiprah tak kunjung punya hasil yang baik? Lantas, kalau memang mereka menyerah begitu saja, kenapa diawal musim mereka merekrut seorang Mastermind sekaliber Ross Brawn?

Seperti kita tahu, Brawn, masuk sebagai Team Principal di musim 2008. Awal  ia masuk, banyak menemui orang-orang bertalenta dan jenius di tim yang bermarkas di Brackley tersebut, tapi belum bisa memaksimalkan kemampuan mereka untuk membawa tim kearah yang lebih bagus.

Mendapati hal itu, Brawn merencanakan sebuah perubahan setidaknya selama tiga musim. Musim pertama, adalah mengumpulkan data tentang kekurangan dan kelebihan tim so far. Musim kedua merestrukturisasi tim. Memaksimalkan kelebihan, meminimalisir kekurangan. Dan tahun ketiga adalah target untuk 'menyelesaikan semuanya', artinya target pada kemenangan.

Hal itu diungkap Brawn pada sesi wawancara dengan majalah F1 Racing edisi Agustus 2009. 

Pola seperti ini pernah diterapkan Brawn ketika di Ferrari. 

Sasis RA 109 yang sedianya dipakai Honda pada musim 2009 pun akhirnya terancam nganggur, kalau seandainya ia tak mau ambil resiko dengan membeli Honda dan merubah jadi BrawnGP.

Akhirnya, tahun 2009 menjadi sejarah manis buat BrawnGP dan Jenson Button, dimana dia menjuarai musim pertama kali dan terakhir kalinya hingga saat ini. Brawn sudah merancang semuanya dari awal dia masuk, tentang yang akan terjadi di tim. Tapi Honda punya pemikiran lain lagi. Nurut saya secara pribadi, keputusa Honda untuk mundur adalah keputusan yang terlalu prematur.

Bagaimanapun, di Honda,  Brawn baru setahun. Brawn belum sempat mewujudkan 'janjinya' pada Honda untuk membawa perubahan yang berarti. Setahun buat Brawn, seperti yang saya tuliskan diatas, adalah masa pengenalan terhadap kekurangan dan kelebihan.

Sampai akhirnya, Brawn yang Janji sedianya membenahi tim selama tiga musim, justru membaik di musim kedua dia berada di Brackley, tanpa Honda...

BrawnGP melaju dengan pasokan mesin dari Mercedes, BrawnGP melaju tak terbendung, membawa Jenson Button menjuarai seri.

Sejauh ini, banyak teori yang menyebutkan bahwa rahasia kesuksesan BGP 001 terletak pada double diffuser-nya. Berarti peranan mesin nomor dua dong? Just info, mesin yang sama juga di pakai pada Mclaren. Tapi kurang maksimal dengan sasis MP4-24.

Nah, seandainya Honda masih ada di grid, apakah bisa meraih puncak kemenangan-nya? Ingat, Honda sudah cukup lama melakukan 'riset', sejak mereka tergabung dalam BAR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun