Awal Mobil listrik
Satu saat, para pengendara kendaraan bermotor baik roda dua maupun lebih ( tiga, empat dan seterusnya) tidak akan melihat pemandangan tachometer (pengukur putaran mesin) pada dashboard.Â
Karena kendaraan mereka tidak menggunakan lagi mesin dengan system pembakaan dalam yang mengandalkan putaran mesin untuk performa tertentu.Â
Tidak pula melihat posisi tingkat percepatan pada persneling kendaraan karena gearbox konvensional tidak lagi diperlukan, dan digantikan dengan system perpindahan tenaga menjadi single gear ratio. Tak ada pula indikator bahan bakar. Sebagai gantinya, hanya informasi jumlah cadangan energy dalam baterai.
Kedepannya, kita tidak akan mendengar lagi raungan mesin dari Muscle car yang menambah kesan maskulin ketika berkendara. Ke depannya, satu hal yang jelas, pabrik knalpot bakal bangkrut, atau alih usaha.
Nantinya jalanan akan terasa jauh lebih senyap, walah ramai sekalipun, karena mobil listrik nyaris tanpa suara. Hanya suara gesekan suara ban dan aspal. Saat itu, sudah tak ada lagi SPBU. Juga penjual bensin dipinggir jalan. Tak ada pula asap kendaraan yang kadang bikin sesak nafas.
Kinerja dan kelebihan mobil listrik
Secara kasat mata, mobil listrik tidak jauh berbeda dengan mobil konvensional. Tapi ada perubahan yang sangat besar ketika kita menilik sumber tenaga dan material body (sasis) yang ringan. Artinya, tidak ada lagi bongkahan mesin seperti pada kendaraan konvensional.Â
Sebagai gantinya, ada beberapa motor listrik yang menyambung langsung ke roda, baik roda depan  ( Front wheel drive), belakang  ( Rear whell drive), atau semuanya ( All Wheel drive). Gearbox absen.
Seperti saya tulis diatas, mobil listrik memakai single gear ratio. Dengan begitu penyaluran tenaga dari sumbernya ( Motor Listrik) lebih efektif dan efisien.Â
Tidak ada energi yang terbuang akibat gesekan antar logam pada system transmisi yang biasa terjadi pada mobil konvensional yang menjadi salah satu sumber pemborosan pada kendaraan konvensional.