Kalau mau di sebut super kaya, maka harus punya beberapa Mercy. Salah satunya ya harus punya Jip Mercy. Sebutan SUV kala itu.
Ada beberapa Varian G Series yang beredar secara resmi di negeri ini. Diantaranya GE 280. GE adalah Gelandewagon, sedangkan 280 adalah kode mesin. 280 berarti bermesin 2800cc.
Ada pula varian yang lebih gahar, yaitu GE320. Bermesin 3200cc. Serta yang paling kecil adalah mesin G230, bermesin 2300cc.
Kala itu cara pandang Mercy atau pembelinya terhadap G Series adalah, bahwa Jip Mercy yang kelak melegenda ini, adalah sebuah kendaraan medan berat yang tangguh dan nyaman khas Mercy.
Mercy, dalam hal Marketing, seolah menyampaikan pesan, bahwa tak ada SUV yang nyaman selain G Series. Kompetitornya kala itu adalah, Land Rover asal Inggris, lalu Land Cruiser, buatan Toyota, dan Cherokee, buatan Chrysler.
Mercy me-diferensias-ikan produknya sedemikian rupa sehingga mempunyai celah pasar yang benar-benar segmented. Sehingga soal performa berupa kemampuan di medan jalan raya dikesampingkan. Buat apa adu kencang dijalanan menggunakan mobil off Road? Toh kompetitornya juga melakukan hal yang sama, mereka hanya menitikberatkan pada kemampuan off Road.
Dan nilai lebih G Series adalah, kenyamanan dan kemewahan. Maka jadilah Gelandewagon kendaraan para petinggi di negeri ini.
Seiring perkembangan jaman, semakin banyaknya produk mobil yang masuk dalam negeri, maka para petinggi mulai meninggalkan G Series. Ada banyak alasan. Salah satunya karena pencitraan. Karena pencitraan adalah salah satu syarat manusia jaman now dalam menghadapi tatanan dunia baru.
Citra Mercy yang mahal, boros, dan glamour dianggap tidak pro rakyat. Apalagi para kompetitor juga makin modern.
Tapi G Series adalah sebuah legenda. Keberadaannya tidak serta merta luntur. Bahkan makin melegenda.
Berdasarkan permintaan penggemar, Mercy menjawab dengan memproduksi Mercy G Series Versi AMG.