Karen tersenyum lagi, " Iya, nggak papa mas. Itu kan reward buat ketulusanmu. Dan saya juga tetap traktir kamu paket burger kesukaanmu kok," Karen panggil Waitress.
" Wait... Wait. Untuk burgernya batal aja nggak papa. Saya ada jadwal," Cegah Alan.
Karen menghela nafas. Lalu menyodorkan amplop coklat.
Alan menyambar amplop itu tanpa sungkan-sungkan.
" Maaf, saya buru-buru ya.."
Alan pergi meninggalkan Karen yang cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala tak mengerti. Mungkin ini sisi lain hidup Alan yang berubah. Tapi sudahlah...
Diluar Cafe, Alan membuka amplop berisi lembaran warna merah sebanyak...
Hah? Lima puluh lembar!?
" Cieh... Yang barusan dapat rezeki," Suara itu mengagetkan Alan.
"Eh, Atiek..."
Atiek cuma tersenyum, " Udah ketemu yang punya iphone ya?"