Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Money

OPPO, Vivo, Wuling, Jadi Apa Selanjutnya?

11 April 2019   01:41 Diperbarui: 11 April 2019   02:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu muncullah merek-merek (handphone)kelas  menengah sekaliber OPPO, Vivo, Huawei, serta yang mengejutkan adalah Motorola yang kini diakuisisi grup Lenovo.

Dan dalam tempo tak terlalu lama, produk negeri Tirai Bambu terus merangsek memenuhi pasar tanah air serta siap melumat merek mapan asal Korea yang sempat mendominasi pasar Ponsel tanah air; Samsung atau LG.

Perlahan-lahan nama China sebagai produsen elektronik tak bisa dipandang sebelah mata lagi.
Selain elektronik, produk otomotif China yang tak kalah moncer adalah Otomotif

Setidaknya ada satu Brand membuat ketar-ketir produsen Jepang di tanah air.
Adalah Wuling, sebuah brand Tiongkok yang berpatungan dengan General Motor (GM) yang siap meramaikan kontes persaingan otomotif tanah air.

Berbagai model dan varian disiapkan Wuling untuk bisa bertarung diantara pemain-pemain mapan asal Jepang.

Bahkan salah satu varian Wuling, yaitu Wuling Almas. Wuling Almas adalah hasil rebrand dari Chevrolet Captiva.


Bagaimana soal ketahanan?
Wuling Cortes telah di tes di sirkuit Sentul sebanyak 24 laps oleh Rivewer mobil independen, Fitra Eri. Dengan cara nyetir yang ekstrim, hasil tes Wuling berakhir dengan sangat memuaskan. Tidak ditemukan kerusakan selain kondisi ban mobil yang sedikit aus.

Belum lagi modul kelistrikan Wuling yang di support oleh Bosch, asal Jerman, yang membuat merek Wuling lambat laun bisa diterima masyarakat sebagai mobil dengan kualitas bagus dengan harga kompetitif serta jaminan purna jual ala General motor.

Kini paradigma 'made In China' yang dulu terpuruk, lambat laun bangkit.
Dan kekuatan merek-merek dagang yang saya sebut terakhir itulah yang turut merecovery nama 'made In China' ke posisi yang lebih mapan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun