Kalau boleh dianalogikan, negeri yang menina-bobokan warganya dengan subsidi yang melimpah itu ibarat orang tua yang memanjakan anak-anaknya dengan materi, memberi apapun yang diinginkan anaknya, memberi anaknya warisan harta tanpa membekali anaknya dengan pendidikan yang layak. Sehingga membuat anak-anaknya bodoh, tapi melimpah harta tanpa bisa mengelolanya. Dan ketika meninggal, lambat laun harta itu akan habis, dan bangkrut.
Lalu adakah contoh negara yang mendidik warganya, membangun kualitas SDM dengan cara membentuk kualitas sumberdaya manusia yang lebih baik dengan kedisiplinan?
Jepang salah satu contoh negara yang tak begitu pusing soal penghasilan dari Sumber daya alam. Jepang sibuk membuat barang-barang produksi yang akan dipakai oleh masyarakat seluruh dunia.
Di belahan bumi ini siapa yang tak memakai barang produksi Jepang? Siapa yang tak menggunakan barang otomotif buatan Jepang?
Bahkan mayoritas kendaraan PBB adalah Toyota. Sehingga walau Jepang tidak mempunyai banyak Sumber Daya Alam yang bisa di Eksplorasi untuk dijadikan duit, mereka nggak pusing.
Mereka asyik melakukan riset untuk memproduksi barang-barang yang akan memudahkan hidup manusia. Mereka membangun dengan segenap kedisiplinan yang tinggi.
Beda Jepang, tentu jauh beda dengan Brunei. Kalau Brunei memberi segudang kemudahan warganya dengan segala subsidi, maka Jepang akan sangat mengapresiasi warganya yang bisa memberi kontribusi. Memberi upah tinggi pada pekerja yang berkualitas. Dengan begitu warga Jepang tahu artinya gimana harus hidup, kerja cerdas dan keras. Karena hanya itulah yang akan bisa menjamin kelangsungan hidup mereka dengan layak.
Tanpa itu, siap-siap menjadi tuna wisma alias gelandangan bin gembel. Karena harga properti sangat mahal di Jepang. Wajar, mengingat penduduk Jepang yang lumayan padat dengan besaran area yang tak begitu luas, serta biaya hidup yang mahal.
Warga Jepang tak kenal istilah santai. Karena itu bukan budaya mereka. Karena faktor tuntutan hidup. Karena mereka sadar bahwa tak bisa menyandarkan kehidupan pada subsidi pemerintah semata.
Mereka sadar betul, bahwa mereka tak punya banyak sumber daya alam yang cukup banyak untuk bisa menopang berdirinya satu negara yang makmur.