Dari sekedar recehan lima ratus rupiah, sampai bahkan lima atau sepuluh ribu rupiah. Semua tergantung kerelaan kita. Tapi pak Ogah yang begini banyak yang tidak menengadahkan tangan lagi.
Kalau sudah begini, apa saudara-saudara kita yang belum punya kesempatan kerja ini disebut pak Ogah? Sedangkan dia banyak membantu kita di ruas-ruas jalan yang tak terjangkau oleh POLANTAS?
Rasanya duit pecahan seribu rupiah tak ada artinya dibanding kita harus kesusahan memotong atau memutar jalan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!