Ibu menangis entah bahagia entah jua kesedihan meratapi megahnya perkotaan tak lagi terlihat kelamnya masa lalu. Ibu pun terus bertumbuh tapi tak jua menutupi kepiluan.
Beberapa citta tak sengaja keluar dari bibirnya,Â
Tinggi tetaplah tinggi
Yang kaya semakin kaya
Salahkah aku?
Miskin biarlah tetap seperti itu.
Dewa-dewa di atas sana mengeluh karena kejahatan merajalela di tanah kekuasaannya. Peribumi yang jelata menangis karena raja-rajanya enggan membuka kedua matanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!