Prestasi gemilang yang diraih seorang atlet nggak terlepas dari peran dan gemblengan pelatihnya.
Demikian pula Jonatan Christie alias Jojo, peraih medali emas nomor tunggal putra dari cabang bulu tangkis.
Prestasi Jojo menjadi perhatian karena cabang bulu tangkis terakhir menyumbangkan emas dari tunggal putra pada Asian Games 2006 melalui Taufik Hidayat.
Selain peran pelatih, apa yang diraih Jojo juga didapatkan secara instan karena melalui perjuangan dan pengorbanan.
Hendry Saputra, pelatih kepala tunggal putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), bahagia, persiapan bagi Jojo dan pemain tunggal putra lainnya dilakukan dalam waktu lama.
Persiapan itu nggak hanya fisik, melainkan juga teknik dan mental.
Bagaimana seorang Jojo di mata pelatihnya, Hendry Saputra?
1. Kenal Jojo sejak umur 10 tahun
Hendry mengatkan sudah bakat bakat Jojo sejak kecil. Â Ia telah mengenal Jonatan Christie saat ia bergabung di PB Tangkas Intiland pada usia 10 tahun.
"Tapi, di Pelatnas kurang lebih tiga tahun bersama," ujar Hendry. Saat usia 15 tahun, Jojo menjadi juara di salah satu kompetisi tingkat nasional. Â Setelah itu, Jojo bergabung di Pelatnas.
 Hendry mulai melatih Jojo di Pelatnas saat peraih medali emas Sea Games 2017 itu menginjak usia 18 tahun.
2. Karakter Jojo
Hendry, Jojo merupakan salah satu atlet yang mempunyai semangat tinggi
"Kalau karakter hampir sama (dengan atlet lain). Tapi saya lihat dia (Jojo) kemauannya keras, ambisinya, motivasinya, bagus," ujar Hendry.