Mohon tunggu...
Husein Harahap
Husein Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Emang Boleh Setumpul Ini?

20 Januari 2024   22:57 Diperbarui: 20 Januari 2024   23:18 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Di seluruh bagian negeri ini kita pasti sudah mengetahui bagaimana kualitas hukum di Indonesia. Walaupun secara tertulisnya hukum ini sudah terbilang baik dan tepat, tetapi itu semua belum bisa terlaksanakan. Pada dasarnya hukum atau peraturan itu diciptakan hanya untuk dilaksanakan, tetapi mengapa banyak dari kita masyarakat Indonesia tidak dapat menegakkan hukum tersebut dengan tegas, lebih tepatnya lagi adalah pengakan hukum yang masih pandang bulu. Ini sangat berlawanan dengan negara kita yang katanya adalah negara Hukum.

        Seperti pada kasus korupsi di indonesia, kalau soal korupsi indonesia tidak ada hentinya, ibarat kata adalah tutup lubang-buka lubang baik itu pada lingkup daerah maupun pusat. Kata korupsi ini sepertinya sudah mendarah daging di masyarakat kita, sampai pada lingkup sekolah sesama siswa saja sudah bisa menerapkan contoh korupsi tersebut. Sangat miris melihatnya, tentunya peristiwa ini dikarenakan turunan dari perilaku para pejabat-pejabat negeri ini.

          Korupsi tidak hanya berdampak pada satu bagian yang dilakukannya, tetapi korupsi dapat merugikan hampir seluruh aspek yang ada, contohnya dapat menganggu pendapatan dan pertumbuhan negara, serta meningkatkan kemiskinan. Tentu kita merasa tidak adil akan hal itu, yang mana hanya karena kepentingan pribadi seseorang atau suatu kelompok, kita ikut sengsara dan dirugikan.

        Yang lebih parahnya lagi adalah ketika terdakwa kasus korupsi ini tidak menjalankan hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena terdakwa sudah melakukan suap kepada hakim yang mendakwanya. Tentu sudah tidak asing lagilah mendengar kasus korupsi yang pelakunya tetap aman dan nyantai di sofa rumah, atau berada di penjara eksklusif yang didalamnya seperti hotel bintang lima. Sebaliknya ada sebuah kasus seorang nenek yang mengambil batang pohon di hutan yang jumlahnya hanya sedikit, tetapi di berikan sanksi berat yang sangat tidak sesuai dengan yang dilakukannya. Disisi lain nenek tersebut mengambil pohon hanya untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya, dikarenakan hanya itu cara dia memperoleh makan sehari-hari. Sangat tidak adil bukan? Dimana seorang nenek yang bahkan tidak merugikan siapapun dihukum dengan berat, berbeda dengan koruptor yang merugikan negara dan seisinya diberikan sanksi yang sangat ringan atau bahkan di bebaskan. Inilah yang disebut dengan hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

        Tentunya kasus-kasus semacam ini sangat bertentangan dengan ideologi bangsa kita, yakni Pancasila dan juga memalukan bangsa kita di mata dunia. Kita sebagai generasi muda harus bisa menentang dan memperbaiki kasus korupsi ini. Salah satu cara kita adalah dengan belajar dengan rajin, dan mengikuti aturan dengan baik, karena dengan menjalankan aturan dengan baik, maka kita akan terbiasa taat aturan sampai di lingkungan kerja nanti.

       

       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun