Ekonomi Dunia Globalisasi Ekonomi merupakan suatu hal yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam sejarah peradaban dunia. Bahkan jauh sebelum adanya konsep "negara", perekonomian melalui perdagangan dan migrasi antar benua telah berjalan sejak lama. Setidaknya lebih dari lima abad yang lalu globalisasi dilihat sebagai suatu gelombang yang membawa ke masa depan khususnya sejarah peradaban modern manusia, yaitu sekitar abad ke-20. Sejak sekitar tahun 1980-an, arus globalisasi dunia telah mengalami peningkatan yang drastis, baik dari segi cakupan maupun intensitasnya, proses perubahan yang berlangsung secara signifikan tersebut dapat terjadi dikarenakan tingkat penerimaan masyarakat global yang tinggi serta pemajuan teknologi dan informasi yang signifikan juga tentunya. Dewasa ini, globalisasi telah menyentuh hampir setiap aspek kehidupan masyarakat global, mulai dari tingkat sistem, aktor, proses, dan event yang terjadi. Walaupun begitu, tidak berarti jika proses tersebut selalu terjadi dengan mudah dan lancar, melihat kecenderungan yang terdapat pada globalisasi tentunya juga dibarengi dengan keberagaman/fragmentasi dalam banyak hal. Di satu sisi, globalisasi tentunya memiliki beberapa elemen yang menyusunnya, diantaranya adalah integrasi, interdependensi, keterbukaan multilateralisme, dan interpenetrasi. Namun juga globalisasi disisi lain memiliki elemen yang bertolak belakang dengan elemen lainnya, yaitu diantaranya adalah disintegrasi, unilateralisme, ketertutupan, dan isolasi. Jika globalisasi mengacu kepada globalisme, kompresi spasial, homogenitas, universalisme, dan juga konvergensi, maka juga sebaliknya, keberagaman/fragmentasi mengacu kepada regionalisme, dan nasionalisme Di Indonesia sendiri, globalisasi khususnya dalam sektor ekonomi memiliki pengaruh yang sangat masif bagi perekonomian Indonesia mulai dari awal kemerdekaan sampai era digital saat ini. Globalisasi ekonomi bagi Indonesia memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, Indonesia memiliki ketergantungan terhadap perdagangan, produksi, ekspor impor, dan juga finansial internasional untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia. Dikarenakan oleh hal tersebut, Indonesia sangat rentan terhadap intervensi dan juga pressure dari dunia internasional atau globalisasi. Globalisasi ekonomi sudah menjadikan terciptanya integrasi ekonomi dunia global, yang disebabkan oleh cucuran uang dan juga informasi pada salah satu sisi, serta investasi dan perdagangan pada sisi lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi telah mampu untuk memacu pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat dan efektif, khususnya dalam konteks cucuran aliran keuangan yang bersifat transnasional bisa diperhatikan sebagai suatu penerus banker sebagai suatu investasi. Cucuran investasi ini tidak hanya lebih lebih masif dan banyak dibandingkan masa sebelumnya, tetapi juga cucuran investasi/uang global ini tidak dapat diatur dan dikontrol oleh kekuasaan negara maupun organisasi internasional manapun. Dengan hal seperti itu, kebijakan-kebijakan ekonomi nasional Indonesia tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kebijakan ekonomi global, demi menjaga kestabilan ekonomi nasional. Dalam konteks ini Garrett Augustus Morgan memberikan perspektif jika dampak integrasi ekonomi global kepada ekonomi nasional terjadi melalui 3 macam proses, diantaranya adalah pressure perdagangan yang setiap saat menjadi semakin kompetitif, integrasi pasar keuangan, dan multinasionalisasi produksi. Oleh karena hal tersebut, pemerintah memiliki tugas untuk menciptakan suatu kondisi yang stabil dan kondusif agar investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri merasa "aman dan nyaman" untuk menanamkan modalnya di Indonesia, maka dari itu pemerintah harus terus berupaya untuk melakukan reformasi birokrasi publik ataupun penjabaran kembali tentang apa sebenarnya peran negara dalam sektor ekonomi. Dampak globalisasi ekonomi bagi perekonomian Indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu dampak positif dan dampak negatif, hal ini sudah sewajarnya terjadi dikarenakan globalisasi tidak hanya memberikan keuntungan namun juga kerugian bagi setiap negara yang terdampak globalisasi. Dampak positif dari globalisasi ekonomi bagi Indonesia diantaranya adalah: - Mendorong ekonomi dunia serta negara-negara yang ada dalam hal ini Indonesia untuk terus tumbuh secara signifikan dan menyeluruh - Memberikan mekanisme dan kesempatan bagi penanaman modal investasi di dunia internasional ke Indonesia - Memacu pertumbuhan perekonomian di Indonesia sebagai tempat penanaman modal khususnya dari negara-negara maju - Memacu peningkatan pendapatan perkapita global Indonesia - Meningkatkan variasi komoditas dagang barang dan jasa Indonesia, sejalan dengan semakin pesat dan ketatnya persaingan antar negara yang menawarkan barang dan jasa yang sama dengan Indonesia. Dampak negatif dari globalisasi ekonomi bagi Indonesia diantaranya adalah: - Terjadinya ketimpangan pendapatan di Indonesia, khususnya masyarakat kota dengan masyarakat desa secara signifikan - Adanya ketimpangan pendapatan per-kapita antara Indonesia dengan negara lainnya, bahkan negara kawasan Asia Tenggara - Sulitnya untuk memberikan jaminan keamanan bagi para pekerja dan investor dikarenakan pasar yang sangat besar dan banyak yang mempersulit negara untuk mengawasinya - Mekanisme penyesuaian ekonomi di Indonesia menjadi kurang efektif, hal ini dikarenakan pemerintah harus selalu bersifat fleksibel jika ingin selalu sejalan dengan perdagangan internasional - Terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh eksploitasi lahan dan hutan secara berlebihan dan berkelanjutan Disamping itu, globalisasi ekonomi telah meningkatkan pendapatan Indonesia setiap tahunnya, yang menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke16 di dunia internasional saat ini. GDP dan GNP Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat "sehat" kecuali ketika krisis moneter 1998 yang menerjang hampir seluruh negara di kawasan Asia kala itu. Sejak tahun 2018 sampai 2021 GNP Indonesia telah menaik dengan perlahan dari $1,028.16B ke $1,143.08B, sedangkan GDP Indonesia sejak tahun 2015 sampai dengan 2021 menaik secara signifikan dengan GDP pada tahun 2015 sebesar $860,9B lalu pada tahun 2021 sebesar $1,186B. Hal ini tentu saja merupakan suatu pencapaian yang dapat dikatakan hampir sempurna bagi Indonesia dalam memanfaatkan globalisasi ekonomi dunia. Indonesia telah mampu bersaing dengan banyak negara didunia hingga menempatkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi ke-16 terbesar didunia saat ini. Sektor ekspor dan impor juga merupakan salah satu hal yang sangat memberikan pengaruh yang signifikan bagi pemajuan perekonomian Indonesia, hingga saat ini Indonesia telah mengekspor banyak komoditas dagangnya ke dunia internasional yang tentunya membantu pemajuan perekonomian Indonesia, sekian dari produk Indonesia yang paling laris dan besar yang diekspor ke dunia internasional diantaranya adalah besi dan baja, minyak kelapa sawit, batubara, bijih logam, terak, dan abu, nikel, mesin dan peralatan listrik, berbagai produk kimia, bagian-bagian otomotif, gula dan kembang gula, dan yang terakhir adalah buah-buahan. Sedangkan komoditas-komoditas yang di impor ke Indonesia tidak kalah banyak dan sangat diperlukan bagi perekonomian Indonesia, beberapa diantaranya adalah plastik dan produk berbahan plastik, mesian dan peralatan mekanik siap pakai, peralatan elektronik, kendaraan dan suku cadangnya, serealia, produk kecantikan dan fashion, ampas dan sisa makanan, alat medis, dan alat optik, fotografi, serta sinematografi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H