Mohon tunggu...
Bisa-Bisa Aja
Bisa-Bisa Aja Mohon Tunggu... -

Hubungi saya untuk konsultasi politik/hukum, informasi pekerjaan, dan tawaran bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bogor Akan Diliberalisasi Bila Cawalkot ini Terpilih

3 September 2013   08:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah tulisan yang ditulis oleh teman saya. Teman saya ini bernama Robert Hutalagung seorang pengacara muda sekaligus pengamat politik nasional. Berikut tulisannya:


Bima Arya Sugiarto, seorang politisi asal PAN. Beliau merupakan Doktor Ilmu Politik lulusan Australia. Saat ini, salah satu aktivitasnya adalah mengajar di Universitas Paramadina. Selidik punya selidik, ternyata kampus Paramadina tersebut, ada kaitannya dengan Jaringan Islam Liberal.

Buktinya, Paramadina pernah menghasilkan buku Fiqih Lintas Agama yang ditulis oleh Tim Penulis Paramadina (9 orang), Nurcholish Madjid, dkk dan diterbitkan oleh Paramadina atas biaya dan kerjasama dengan The Asia Foundation tahun 2003. Malah buku tersebut dicetak berulang-ulang dan tidak ditarik dari peredaran oleh Paramadina. Padahal isinya justru membolehkan nikah antar agama dan antar kepercayan apa saja.

Di sisi lain, Nurcholish Madjid selaku pendiri Paramadina justru memberi contoh nyata, menikahkan puterinya, Nadia, dengan lelaki Yahudi, dengan akad universal, atas nama anak manusia dengan anak manusia, di Amerika, September 2001.  Ya, Paramadina tidak memfasilitasi pernikahan beda agama, tetapi memberi contoh, dan contoh itu sudah diketahui umum, maka sudah dianggap cukup?

Mengingat banyaknya orang-orang dan pemikiran liberal dalam kampus Paramadina, bukan tidak mungkin bahwa Bima Arya pun seorang Libertarian dan punya hubungan erat dengan gerakan Zionisme Internasional. Jangan sampai orang seperti ini menghancurkan masa depan negara Indonesia dengan kebebasan yang kebablasan.

Sebagai seorang yang ingin mendekat kepada Tuhan YME, pasti kita berusaha semaksimal mungkin untuk menaati apa yang diperintahkan oleh Tuhan YME. Jika seorang pemimpin tidak taat kepada Tuhannya, lantas siapa yang akan menolong dia saat memegang tampuk kekuasaan? Nafsunya?

Saat ini Bima Arya sedang mengejar kekuasaan tertinggi di Kota Bogor. Meski mengaku Islam dan kaya raya (Bima Arya itu anak Jenderal), setahu saya Bima Arya belum melaksanakan ibadah Haji. Padahal bagi orang Islam, Haji adalah salah satu ibadah penting selain Solat, Zakat, dan Puasa (mohon maaf bila salah).

Saya semakin yakin bahwa Bima Arya belum layak memimpin Kota Bogor saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun