Mohon tunggu...
Husam El Haq
Husam El Haq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang haus belajar dan mengeksplor banyak hal :))

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memandang Masa Lalu

17 Januari 2024   00:13 Diperbarui: 18 Januari 2024   05:34 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masa lalu bisa mendidik dan menginspirasi, tapi juga bisa memenjarakan" 

Sebuah kalimat yang sangat amat menyentuh sekaligus menyadarkan. Mungkin begitu impresi pertama penulis kali pertama membaca kalimat tersebut dalam buku "The Geography of Genius" karya Eric Weiner.

Kalimat tersebut rasa-rasanya menggambarkan bagaimana pandangan juga posisi masa lalu pada hidup kita. Kadang dirasa nikmat dan dirindukan, namun sering pula diimajinasikan layaknya trauma yang menakutkan dan tak ingin rasanya bila terulang kembali. Itulah menginspirasi dan juga memenjarakan.

Bukanlah hal yang salah bila kita seringkali mengidamkan keadaan emas atau suatau hal yang lebih baik, terutama jika hal tersebut pernah terjadi sebelumnya, seseorang yang pernah kaya tentu akan mengidamkan masa tersebut untuk terulang kembali, seseorang yang kehilangan sosok yang dicintai pasti akan selalu merindukan kehadiran sosok tersebut karena banyaknya memori dan peristiwa indah yang dijalani bersama, seseorang yang pernah melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan tentu belajar untuk memperbaikinya di masa yang akan datang. 

Itulah masa lalu yang menginspirasi, inspirasi untuk bekerja keras, inspirasi untuk menikmati momen dan waktu bersama orang yang tercinta, inspirasi agar kita belajar dan menjadi seseorang yang terdidik dalam menentukan dan mengambil sebuah keputusan dalam hidup.

Namun, tak sedikit orang yang memandang sebuah masa lalu dengan pandangan yang sebaliknya. Layaknya hal yang utopia, sulit untuk dicapai, dan hanya cukup dikenang, yang pada akhirnya hanya membatasi hidup. 

Membatasi seseorang untuk mempelajari kehidupan, membatasi seseorang untuk bekerja lebih giat, mencari sosok tercinta yang baru, menikmati ragam pengalaman dalam hidup. 

Ada yang berpendapat jika sebenarnya mereka hanya takut. Takut akan kegagalan, gagal dalam menggapai hidup yang diinginkan, gagal dalam mencari seseorang yang ia dambakan, dan bahkan takut gagal untuk hidup. Sungguh masa lalu bisa memenjarakan.

Tapi, nyatanya masa lalu tidak selalu seburuk dan seindah itu. Realitanya kita hanyalah seorang manusia yang kadang berada di atas langit dengan gembira memandang masa lalu dan masa depan, dengan percaya diri mengatakan jika "aku senang hidup di dunia dan hidupku baik-baik saja." 

Kadang pula mengatakan jika masa lalu adalah hal yang kelam dan masa depanku tidak memiliki harapan. Apapun yang kamu rasakan, pada akhirnya semua hanyalah perasaan, tetap jalani sebagaimana hidup mestinya, sedih, senang, gembira, takut, semua adalah bagian dari hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun