Ketika rasa lelah saat berjalan di tengah hujan dan kebun yang berada di ketinggian sembari ngemil  wortel yang rasanya manis, wuih…nikmatnya seperti makan buah-buahan yang dari kulkas, seolah memberi kesegaran kembali. haha…
Sekitar jam 13:00 kitapun sampai puncak dan disuguhkan kabut tebal, hujan dan badai angin, memaksa kita harus sesegara mungkin mendirikan tempat berlindung di dekat pepohonan, saat itu hampir tidak terlihat orang atau tenda lain, seolah-olah puncak itu hanya milik kita berdua. Hehe
Setelah itu kitapun mengisi perut  dengan oatmeal, memasak mie instan dan tidak lupa membuat  kopi untuk dinikmati ditengah cuaca seperti itu.
Setelah 30-60menitan badai itu berlalu, orang-orang mulai terlihat berdatangan, tak dikira akan sebanyak itu yang datang, mengingat perkataan petugas  di pos yang mengatakan kalau kemarin itu yang mendaki hanya dua orang. Tidak mau ketinggalan tempat yang strategis untuk melihat sunrise & citylights, kitapun bergegas pindah tempat.
Oatmeal pun dilahap, dan Kentang yang tadi dalam perjalanan minta ke petani kita goreng dengan sosis & cireng yang kita beli dipasar bawah, tentunya saos & mayonnaise sebagai pelengkap menjadi santapan kita dikala malam itu, sungguh nikmat rasanya.
Setelah itu kitapun bersantai sejenak didepan tenda menggelar matras, ditemani secangkir kopi dan susu menikmati keheningan malam dan memandang citylights yang selalu tertutup kabut yang membuat kita tidak puas dengan cuaca kala itu, akhirnya setelah beberapa menit tepat jam 21:00 kitapun bergegas tidur.
Jam 02:00 subuh saya terbangun dan melihat keluar, ternyata kabut sudah tidak ada, pemandangan citylights pun terlihat jelas dan hanya ada satu rombongan tenda di atas belakang tenda kita yang sedang asik pada bernyanyi diiringi suara gitar, Gila men bawa-bawa gitar ke atas gunung! Â
Karena saat malam kurang puas dengan cuaca, akhirnya sayapun menggelar matrass di depan tenda sembari menunggu matahari terbit (meski masih lama hehe)