Sabtu (26/3), Kompasiana menyambangi Aceh. Bertempat di The Pade Hotel, acara blogging workshop (blogshop) berlangsung meriah dan ramai meski Aceh sejak pagi diguyur hujan. Hujan mengguyuri Kota Banda Aceh dan sekitar sejak pukul 07.00 pagi. Namun, hujan tidak mengurangi semangat netizens di Aceh untuk hadir di acara kompasiana blogshop yang disponsori oleh telkomsel itu. Buktinya, lebih kurang ada sekitar 80 bloggers Aceh ikut di acara tersebut. Dalam acara selama yang berlangsung selama enam jam itu, peserta diberikan materi tentang citizens journalism dan kiat menulis cepat, menarik dan bermanfaat. Iskandar Zulkarnaen, pemateri tentang citizens journalism membuka pembahasannya dengan sejumlah gambar unik sebagai tes awal bagi peserta dalam melihat sebuah masalah.
Lalu ia menjelaskan tentang asal mula lahirnya jurnalisme warga. Salah satunya ia menunjukkan kasus pemukulan atas nama ras kulit hitam di Amerika Serikat. Ia juga menyingkut sedikit soal tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada akhir tahun 2004 silam. Ia menyebutkan nama Cut Putri sebagai salah seorang warga yang telah berjasa dalam menyampaikan informasi bagi publik. Ketika tsunami terjadi, Cut Putri dengan kameranya ia merekam dahsyat gelombang besar yang menghantam bangunan. Iskandar sedikit mengkritisi soal penyebutan video amatir di televisi. Menurutnya meski video kiriman warga, namun hasil tersebut tidak layak untuk disebut amatir. "Ya sepantasnya disebut saja video warga. Alasannya tidak semua orang bisa dapat gambar itu, dan video itu juga aktual." Sementara pemateri kedua Heru Margianto tampil dengan membahas tentang kiat menulis cepat, menarik dan bermanfaat.
Heru menjelaskan sejumlah hambatan dalam menulis. Setidaknya, ia menyebutkan tiga hambatan. Di antaranya, kalah sebelum berperang, stuck dan tidak ada ide. Setelah menyebutkan hambatannya, lalu Heru mencoba menjelaskan juga kiat untuk mengatasi ketiga hambatan tersebut. Sejumlah trik untuk melahirkan tulisan menarik dan bermanfaat juga ikut dibahas oleh Heru. Sesekali Heru menyemangati peserta dalam pemaparan materinya. Ia menyebutkan, di zaman globalisasi seperti sekarang ini siapa saja bisa menjadi tokoh. Dan ia menekankan, setiap individu berhak mengukir peradaban, dan orang yang menciptakan peradaban itu adalah individu dirik kita. Di penghujung acara, peserta melakukan praktek menulis yang kemudian dikumpulkan untuk diperiksa dan diberikan penilaian. Dari penilaian tersebut kemudian ditentukan tiga pemenang. Ketiga pemenang diberikan hadiah flashdisc. Pada acara learning by blogging ini, panitia lumayan banyak memberikan hadiah kepada peserta. Di antaranya ada yang berbentuk kaos, flashdisc, handphone dan cd reader. Setelah diakhiri oleh moderator, acara ini berlanjut dengan kegiatan photo-photo bersama. Kini, acara kompasiana blogshop sambangi Aceh pun telah usai. Dari Aceh, kami para netizen hanya bisa mengucapkan terima kasih, karena kami yang berada nun jauh di pulau paling ujung nusantara telah disambangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya