Merenta titah datang mementang alur
hampa tergugah selalu ada manfaat dibawa
nanti merasa kekuatan tinggi daya nalar menata
kuasa lembut ketentuan jelita mewarna
merasa gemulai tandas melingkupi ragam
potensi kerling jalinan suram rindu istimewa
Â
Menyisi redup pagi menjelma kultus kekuatan
imajinasi sebatas kemampuan bernaung idaman ambisi awal ketenangan berhimpit kemesraan kondisi membaur asmara irama
celoteh musim tentu memikat ragam
candaan hati terpana gerutu belai kelembutan
pagi menata menjalin arus wujud berpantang
Â
Konotasi limpahan gerus petuah merasuk
kepingan imitasi melurus kehadiran menegaskan aturan mesra sinis menampak jejak
perilaku menuai selera instuisi terdampar
terhenyak menanti gelora penasti diri meneguh
jejak peraman sadar sepenuh kesadaran
Â
Ingin lari menghindar tak nyaman hati menegas peraman syahdu bentang alam memikat
pandang menggebu niscaya rindu kemerduan
nyanyian sendu terus berusaha jadi lebih baik
lagi tentu lelah meniku jalan teguh tertambat
ambisi jauh berjalan bimbang rasa mengadu potensi
Hambatan suara menerpa sukma menuai imajinasi belenggu janji akan menampak merayu
situasi sepanjang itu masih ada nyata
tirani pualam sendu kehendak penuh obsesi
ungkapan langgam asumsi penasti prahara
peluang nafiri harkat derajat bungkam sensasi
Angkinang Selatan, 10 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H