Pentas membahana diri membingkai aroma
cerdas menumpas menawan segala himpitan ritus keabadian penuh jengah tuntas segala ratapan memaknai mengurai canda lengah perdaya
sebentuk gerilya mengatur tinggi khayalan rekah
aku selalu merindukan angan lebih pagi
Membuncah nada celah terbuka selalu menderai ketetapan meniku senarai harapan melebur
cahaya penuh gemulai berliku guramang
bentang gelisah mengatur rekah upaya
ketentuan awal meneriapkan bingkai taktis seraya
kalau sudah janji penuh meneriap lambung
niscaya tuntas mengabdi lamunan diri
Membayang gerilya sampai kapanpun bisa kau jalani sepenuh taktis syarat semua harus selaksa diri
kian fantastis sapaan pagi datang menghinggap
suara kehendak pasti akan semua bisa saling menyerta derai genggaman arti tumpah ada saatnya
sepenuh janji mengurai bias penasti sabar
Menghadapi ragam manja ranum mengerti
teladan diri akan hidup kepentingan mesti
akan diikuti meluruskan jelita waktu menebar
jingga wahana meniti kendali bangga
kuntum isyarat lagu kemungkinan seteru
langgam wahana diri menopang rindu dendam
Angkinang Selatan, 9 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H