Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Senang Pergi Jauh

3 Oktober 2023   09:20 Diperbarui: 4 Oktober 2023   16:18 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu dilakukan Hj Fatma sebelum paket sarapan pagi dari panitia tiba ke penginapan. Hj Fatma beranjak ke depan ajak Dugal ke ruang belakang untuk minum bersama. Dugal mengikuti Hj Fatma dari belakang. Dugal duduk dekat Aliman dan Pak Radi.

Hj Fatma menyerahkan segelas teh manis hangat kepada Dugal. Lalu Dugal mengambil wadai untuk satu potong. Mereka terus berbincang ringan menunggu waktu pagi tiba, bersiap mengikuti agenda kegiatan Aruh Sastra.

Dugal ke Labung Anak. Di rumah miliknya, ganti pakaian, lalu menuju kebun karet. Jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah. Di sana terhampar luas. Selain kebun karet, ada juga kandang unggas, yakni ayam kampung, bebek, dan itik japun.

Di bagian lain ada kebun pepaya, pisang, kelapa, ubi kayu, dsb. Dari hasil dunia perkebunan itulah Dugal bisa meraup untung jutaan rupiah. Rata-rata orang lain yang mengelola, yakni warga setempat yang jadi kepercayaannya sebagai penyadap karet dan penjaga kebun.

Mereka dapat hasil dari bagi hasil menyadap karet, dan lain-lain yang dijual orang. Tak mengira, Dugal yang penampilan sederhana kurang meyakinkan sebagai orang berduit, ternyata hasil kebun dengan luasan cukup besar. Malah Labung Anak dikuasainya.

Bila pulang ke Angkinang Selatan, duit untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Ditabung ke bank. Suasana sunyi dan tenang jadi pilihan Dugal kenapa Labung Anak dijadikan kampung keduanya, setelah Angkinang Selatan. Ia bisa hadirkan banyak tulisan bagus saat berada di sana.

Dugal terus pergi dari rumah. Bawa tas berisi pakaian seadanya. Rangkaian ziarah panjang, tengah ia jalani. Kali ini ke Makam Datu Suban di Tapin. Saat tiba setelah Ashar. Ia berencana bermalam di sana. Bagaimanapun nanti tanggapan warga di sana. Apakah diterima atau tidak.

Ternyata warga sekitar makam cukup hormat kepada Dugal. Menerima Dugal bermalam. Ia disediakan rumah. Dengan minta izin terlebih dahulu. 

Dugal akan lebih leluasa dalam bergerak. Bisa shalat di Langgar tak jauh dari makam. Selain makam Datu Suban di sana juga ada makam Datu Karipis, serta makam warga lainnya.

Foto-foto area makam, lalu Dugal posting ke blog pribadi. Puas, senang, dan bahagia. Untuk beli makanan mudah saja. Karena ada uang, cukup pesan apa saja yang mau. Bisa dimakan di warung atau  dibawa ke rumah tempat menginap. Baca amalan. Lalu menulis catatan perjalanan, diary, puisi, dsb.

Setelah bermalam di sana, hari berikutnya Dugal menuju arah ke Banjarmasin. Tujuannya ke makam Guru Zuhdi. Ia bermalam di teras sebuah masjid di kota Banjarmasin. Setelah ziarah ke makam Guru Zuhdi, Dugal balik ke Marabahan. Hal yang sama ia lakukan, ziarah ke makam ulama setempat. Untuk menginap kembali teras masjid jadi pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun